TEMPO Interaktif, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mendesak Kementerian Perhubungan menutup operasional Perusahaan Oto Bus Sumber Kencono dan mencabut seluruh trayek bus tersebut. "Hari ini saya kirimkan surat ke Menteri Perhubungan dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Intinya jangan hanya berdasarkan undang-undang, tapi PO ini sudah meresahkan dan harus ditutup," kata Soekarwo seusai sidang paripurna DPRD Jawa Timur di gedung DPRD Jawa Timur, Jalan Inderapura, Surabaya, Selasa, 13 September 2011.
Kecelakaan maut antara bus Sumber Kencono dan minibus bernomor polisi AG-7103-ML di Kabupaten Mojokerto menewaskan 20 penumpang. Mobil minibus Isuzu Elf bernopol AG-7103-ML ditumpangi 21 orang, termasuk sopir. Sebanyak 19 orang dari penumpang ini tewas, termasuk supir. Satu korban tewas lainnya adalah sopir bus. Selain korban tewas, 4 orang luka berat dan 8 orang terluka ringan.
Dalam suratnya, Soekarwo mendesak dengan keras Kementerian Perhubungan supaya mengevaluasi keberadaan PO Bus Sumber Kencono mengingat selama ini mayoritas kecelakaan bus di Jawa Timur dialami oleh bus Sumber Kencono. Sumber Kencono terakhir kecelakaan di Madiun pada Mei 2011 lalu. Sebanyak 10 penumpang tewas. Dirjen Perhubungan Darat memberikan sanksi pencabutan trayek satu bus saja, yaitu bus yang kecelakaan. Bus lainnya hingga kini masih bebas beroperasi.
Soekarwo meminta Pemerintah Pusat memberikan peraturan yang jelas dan melarang sistem setoran bagi seluruh PO. Sistem setoran ini dinilai sebagai biang kecelakaan. Sopir menjadi berlomba-lomba dengan cara kebut-kebutan dan saling serobot di jalan raya.
Selain Pemerintah Pusat, Soekarwo juga minta Pemerintah Sidoarjo menutup perusahaan yang beralamatkan di Jalan Raya Surabaya-Krian KM 25, Krian, Sidoarjo ini. "Izin usaha di kabupaten dan ini juga harus dievaluasi karena baik trayek maupun izin usaha sebenarnya berhubungan," dia menambahkan. Jika seluruh trayek maupun izin usaha ditutup, Soekarwo mengusulkan asosiasi bus Organisasi Angkutan Darat bisa menampung dan menyalurkan seluruh karyawan PO Sumber Kencono.
Elly, salah satu pemilik Sumber Kencono, berharap pemerintah tak gegabah menututup operasional bus yang memiliki 230 armada rute Surabaya-Yogyakarta itu. "Kami punya banyak karyawan, ada seribu lebih. Toh, kecelakaan kemarin yang salah bukan kami," kata Elly.
Dia memaklumi jika Sumber Kencono sebagai armada bus yang paling sering terlibat kacelakaan. Namun, itu lebih karena armada bus ini paling besar melayani rute Surabaya-Yogyakarta atau 70 persen dari seluruh armada. "Bisa dicek, dari seluruh PO, bus-bus kami adalah yang paling baru. Paling lama kami punya bus bikinan 2007 dan mayoritas bus kami bikinan 2009 dan 2010," kata dia.
Jika pemerintah menginginkan penghapusan sistem setoran, Sumber Kencono berjanji segera mengubah asalkan seluruh PO bus menerapkan hal yang sama.
FATKHURROHMAN TAUFIQ