TEMPO Interaktif, Jambi - Pemerintah Provinsi Jambi berencana membangun pelabuhan samudera teraman di seluruh Indonesia dengan kedalaman dari permukaan ke dasar laut tempat bongkar muat barang mencapai 24 meter. Pelabuhan itu berlokasi di kawasan pantai timur Jambi di Ujungjabung, Kabupaten Tanjungjabung Timur.
"Bila ini terealisasi, kapal berbobot berapa pun akan bisa bersandar di pelabuhan ini. Keinginan itu sebagai langkah untuk memberi kemudahan transportasi bagi para pengusaha batu bara dan hasil perkebunan lainnya," kata Ivan Wirata, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, kepada Tempo, Minggu, 11 September 2011.
Selama ini Provinsi Jambi hanya memiliki pelabuhan Talangduku dan sedang membangun Pelabuhan Muarosabak. Keduanya berlokasi di aliran Sungai Batanghari.
"Kedua pelabuhan ini sering menemui kendala akibat pendangkalan Sungai Batanghari, sehingga susah disandari kapal berbobot besar. Tidak itu saja, bila sudah memiliki pelabuhan samudera, pencemaran Sungai Batanghari akibat endapan batu bara akan bisa teratasi," ujarnya. Menurut Ivan, kini sedang dilakukan studi kelayakan.
Tak hanya itu, pemerintah daerah setempat bersama 18 perusahaan kuasa pertambangan batu bara yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Pertambangan Batu Bara dan Mineral (AP2BM) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Jambi juga berencana membangun ruas jalan jalur khusus sepanjang lebih kurang 220 kilometer.
Jalur jalan ini akan menghubungkan kawasan usaha pertambangan dan kebun kelapa sawit yang berada di Kabupaten Bungo, Tebo, Sarolangun, Batanghari, menuju Dermaga Samudra Ujungjabung.
Mirza Havis, Sekretaris Jenderal AP2BM Jambi, mengemukakan pembangunan jalan ini nanti akan menggunakan sistem recycling yang mampu menahan beban mencapai 40 ton lebih.
"Proyek ruas jalan khusus ini juga merupakan yang pertama di Indonesia dengan menggunakan sistem recycling yang mampu menahan beban mencapai 40 ton lebih," kata Mirza.
Kini proyek itu dalam tahap studi kelayakan, bekerja sama dengan pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Belum diketahui secara pasti berapa besar biaya yang akan dibutuhkan. Namun dana untuk pembebasan lahan saja diperkirakan mencapai Rp 600 miliar.
"Dipastikan pada tahun anggaran 2012 proses pembangunan sudah bisa kami laksanakan. Dalam jangka waktu setahun atau dua tahun diperkirakan sudah terealisasi dan bila telah rampung diharapkan ruas jalan ini akan memperlancar arus transportasi angkutan batu bara, hasil perkebunan, dan angkutan barang lainnya, tanpa melewati jalan milik pemerintah," ujarnya.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus menyatakan sangat gembira dengan langkah ini. Menurut dia, fasilitas ini nantinya tidak hanya bisa mengangkut batu bara atau produk kelapa sawit, tapi juga bahan tambang lainnya seperti biji besi yang sedang direncanakan untuk dieksplorasi.
"Kami berharap dengan jalan ini nanti kegiatan usaha pertambangan dan perkebunan tidak akan terganggu lagi dan semua pihak akan diuntungkan," kata Gubernur.
Ruas jalan di Provinsi Jambi belakangan ini banyak mengalami kerusakan dan tidak tahan lama akibat dilalui kendaraan angkutan batu bara dan hasil perkebunan dengan bobot melebihi kapasitas delapan ton.
SYAIPUL BAKHORI