Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menderita Penyakit Aneh, Separuh Wajah Jum'ati Hilang  

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Pamekasan - Kondisi kesehatan Jum'ati, 14 tahun, terus memburuk. Setelah kehilangan hidung, mata, dan separuh wajahnya karena diserang penyakit aneh, warga Dusun Mokkol, Desa Batubintang, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan ini, kini kehilangan mulutnya. "Tadi pagi mulut anak saya lepas," kata Misti, 40 tahun, ibunda Jum'ati, Senin, 8 Agustus 2011.

Akibatnya, Jum'ati kini tak bisa mencerna makanan karena mulutnya berubah menjadi borok. Borok tersebut juga membuat separuh wajahnya hilang. "Sekarang dia diinfus, tubuhnya lemas," ujar Misti.

Sebelum mulut anaknya lepas, menurut Abdullah, 50 tahun, ayah Jum'ati, sejak lima bulan lalu Jum'ati tak bisa mencerna makanan. Dia hanya minum air putih dan susu karena koreng sebesar telapak tangan itu membuat mulut Jum’ati sulit digerakkan.

Ketika mulutnya terlepas pagi hari tadi, keluarga langsung membawa Jum'ati ke Rumah Sakit Daerah Pamekasan karena kondisinya sangat drop. "Sudah diperiksa dokter, hasilnya belum tahu," kata Abdullah.

Direktur Rumah Sakit Daerah Pamekasan Iri Agus Subaidi mengatakan belum dapat memastikan penyakit Jum'ati. "Masih diperiksa," katanya.

Borok yang melenyapkan separuh wajah Jum'ati itu berawal dari sebuah benjolan kecil mirip jerawat di dalam hidung Jum'ati. Karena risih, Jum'ati memilih memencet benjolan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah pecah, tubuh Jum'ati langsung panas. Setelah panas reda, bekas benjolan itu menjadi borok kecil yang lama-kelamaan membesar menggerogoti wajahnya.

Lima bulan lalu, lantaran malu menderita penyakit itu, Jum'ati memilih meninggalkan sekolahnya di MTS Nurul Falah, setingkat SMP. "Saya berharap anak saya bisa sembuh. Masa depannya masih panjang," ujar Misti.

Kini, meski Jum'ati sudah ditangani tim medis, Abdullah dan Misti mencemaskan soal biaya. Apalagi kartu Jaminan Kesehatan atas nama anak mereka sudah rusak dirobek perawat sebuah rumah sakit di Surabaya. "Dirobek karena identitasnya tidak sama, namanya Jum'ati di kartu Jamkesmas tertera Jumiati, disangka menipu kali," ujar Misti.

MUSTHOFA BISRI


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

11 hari lalu

Ilustrasi mudik dengan bus. TEMPO / Hilman Fathurrahman W'
Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

Penderita penyakit ginjal diminta berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter terkait sebelum meminum obat untuk mabuk perjalanan saat mudik Lebaran.


Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

22 hari lalu

Ilustrasi semur jengkol. Bango.co.id
Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

Pakar penyakit dalam menyebut ginjal bisa terganggu hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.


Olahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI

22 hari lalu

Ilustrasi pria berenang. mirror.co.uk
Olahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI

Guru besar FKUI menyarankan penderita penyakit ginjal kronis berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga yang tepat.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

22 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Banyak Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda, Cek Apa Saja Penyebabnya

23 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Banyak Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda, Cek Apa Saja Penyebabnya

Gagal ginjal biasanya merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal dengan kerusakan yang sudah cukup berat atau berlangsung lama.


Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

25 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

Aneurisma otak yang pecah menimbulkan banyak gejala, termasuk "sakit kepala petir", yang dikenal dengan rasa sakit yang tiba-tiba dan menyiksa.


6 Manfaat Jus Seledri Untuk Kesehatan Tubuh, Cegah Diabetes hingga Menangkal Kanker

30 hari lalu

Ilustrasi wanita memegang seledri dan jus seledri. Freepik.com
6 Manfaat Jus Seledri Untuk Kesehatan Tubuh, Cegah Diabetes hingga Menangkal Kanker

Seledri adalah sayuran renyah dan berserat yang menawarkan sejumlah manfaat kesehatan. Lantas apa saja manfaatnya?


Waspada, Pasien Diabetes Punya Faktor Tinggi Alami Gangguan Ginjal

34 hari lalu

Diskusi Hari Ginjal Sedunia 2024 bertema Ginjal Sehat untuk Semua pada 13 Maret 2024/Tempo-Mitra Tarigan
Waspada, Pasien Diabetes Punya Faktor Tinggi Alami Gangguan Ginjal

Faktor penyebab terbesar di dunia (termasuk juga di Indonesia) untuk gangguan ginjal adalah diabetes. Jalani gaya hidup sehat mulai sekarang.


Hari Ginjal Sedunia, Ini 4 Hal yang Penting Selamatkan Nyawa Pasien

35 hari lalu

diskusi bertema Hari Ginjal Sedunia 2024: Ginjal Sehat untuk Semua, Meningkatkan Pemerataan Akses Pelayanan dan Praktik Pengobatan yang Optimal pada Rabu 13 Maret 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Hari Ginjal Sedunia, Ini 4 Hal yang Penting Selamatkan Nyawa Pasien

Hari Ginjal Sedunia tahun ini diperingati pada 14 Mret 2024. Ini 4 hal yang perlu jadi fokus para pihak untuk selamatkan nyawa pasien penyakit ginjal.


Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

35 hari lalu

Ilustrasi ginjal. thestatesman.com
Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

Sebagian besar orang dengan penyakit ginjal tidak merasakan gejala pada tahap awal dan baru menyadarinya setelah masuk tahap lanjut.