TEMPO Interaktif, Malang - Pertamina Unit V Jawa Timur mencurigai kalangan industri di kawasan industri di Jawa Timur menggunakan Solar bersubsidi. Kecurigaan ini didasarkan atas konsumsi Solar yang berlebihan di daerah industri. "Konsumsi Solar bersubsidi tak sebanding dengan jumlah kendaraan," kata kata Asisten Manajer External Relation Pertamina V di Malang, Eviyanti Rofraida, Kamis, 21 Juli 2011.
Evi mencontohkan, di Kabupaten Pasuruan yang jumlah kendaraannya sangat sedikit, konsumsi Solar bersubsidi bisa mencapai 6.400 kiloliter pada Mei 2011. "Pasuruan menjadi kota yang paling tinggi tingkat konsumsinya di Ja-Tim," ujarnya.
Data di Pertamina menunjukkan konsumsi Solar di Jawa Timur sebanyak 868.441 kiloliter, sedangkan Premium bersubsidi sebanyak 1.662.880 kiloliter. Jumlah konsumsi ini sudah melebihi kuota BBM bersubsidi untuk Jawa Timur.
Pertamina meminta polisi mengawasi penjualan Solar bersubsidi ke kalangan industri. Pertamina, kata Evi, tak memiliki kewenangan itu, pengawasannya hanya dari Depo ke SPBU. Tingginya angka konsumsi BBM bersubsidi karena ada kenaikan jumlah kendaraan bermotor yang cukup signifikan.
Agar tak kekurangan stok, Pertamina akan terus menyalurkan BBM sesuai dengan kebutuhan. "Kami akan berkoordinasi dengan aparat pemerintah dan polisi agar BBM bersubsidi dapat disalurkan dengan aman," kata Evi.
BIBIN BINTARIADI