TEMPO Interaktif, Jakarta - Politikus gaek Partai Golkar Akbar Tandjung memperkirakan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) besutan Surya Paloh tak akan bisa berkembang besar, apalagi menyamai Partai. Akbar beralasan, meski Nasdem yang didirikan atas inspirasi organisasi masyarakat itu disokong banyak orang Golkar, tak mudah membesarkan partai dengan situasi persaingan seperti ini. Apalagi banyak tokoh besarnya mulai mengundurkan diri.
"Untuk jadi partai yang mendapat dukungan besar saya tidak melihat peluang itu," kata Akbar usai peringatan Hari Ulang Tahun Nadlatul Ulama di Gelora Bung Karno, Ahad 17 Juli 2011. " Banyak partai yang diperkirakan besar, namun toh pada akhirnya tak berkembang sesuai harapan"
Meski tidak merujuk, namun tudingan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu merujuk ke sejumlah partai yang didirikan eks Politikus Golkar. Misalnya saja PKPB, PKP, Gerindra juga Hanura.
Akbar menilai, mundurnya para tokoh besar ini karena sebagian tidak mengira semangat keormasan Nasional Demokrat diwujudkan dalam bentuk partai politik. "Mungkin mereka tidak mengira akan menjadi kekuatan politik meski secara struktural ormas dan parpol itu tidak ada kaitannya," ujarnya.
Soal banyaknya banyaknya kader Nasdem yang mengundurkan diri, Akbar mengatakan, hal tersebut tak dapat dihindari. Pada akhirnya, sambung Akbar, kader Nasdem yang sebagian kader Golkar memang harus memilih antara Nasdem atau Golkar.
Akbar sendiri menganggap tepat langkah sejumlah kader Nasdem yang mengundurkan diri. Sebaliknya Akbar mengingatkan pada kader Golkar yang masih mendua dengan partai Nasdem, mereka diminta memilih.
Meski, ia tidak menyebut langsung dengan pemberhentian. "Mungkin dengan teguran tapi tegas," ujarnya. Meski demikian, Akbar menyatakan ruang untuk Surya Paloh berada di Partai Golkar. "Peluang-peluang dia bersama golkar tentu masih tetap terbuka," ujarnya.
EKO ARI WIBOWO