TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pendidikan Nasional berencana untuk menambah jumlah kelas atau membangun unit sekolah baru guna memenuhi kebutuhan daya tampung siswa di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurut data Kementerian, jumlah lulusan SMP sederajat tahun 2011 sekitar 4,2 juta siswa. Sementara, daya tampung Sekolah Menengah Atas hanya sekitar 3,1 juta. Ini berarti pada tahun ini ada sekitar 1,1 juta lulusan SMP tak tertampung di SMA.
"(Solusinya) Ekspansi dari 5 kelas menjadi 7 kelas atau penambahan unit sekolah baru," kata Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh usai peluncuran Program Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Pembelajaran di Kementerian Pendidikan Nasional kemarin, Jumat, 15 Juli 2011.
Kementerian akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011 untuk memenuhi daya tampung siswa tersebut. Menurut Nuh, pada tahun ini, Kementerian Pendidikan akan mendapat APBN-P sekitar Rp 12 triliun. Dari jumlah itu, Rp 2 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan kelas dan sekolah. Tapi, rincian alokasi ini masih belum pasti. "Mesti persetujuan Presiden," kata Nuh.
Pembangunan kelas dan gedung sekolah baru itu akan dikebut dalam waktu 3 bulan. Dimulai pada September dan rampung pada November 2011, sebelum penutupan tahun anggaran. Karena terbatasnya waktu, proyek pembangunan juga tidak menggunakan sistem tender. "Langsung swakelola," kata Menteri Nuh.
Namun, dia juga belum dapat merinci di daerah mana saja penambahan kelas dan pembangunan gedung sekolah baru ini akan dilakukan. "Saya lupa," kata dia. Nuh memastikan bahwa pembangunan untuk memperbesar daya tampung itu bakal mengacu pada hasil pemetaan yang dilakukan oleh kementeriannya.
MARTHA THERTINA