TEMPO Interaktif, Sidoarjo - Sebanyak 60 orang relawan dari organisasi keagamaan, Muhammadiyah, Sabtu, 2 Juli 2011, mengikuti simulasi penanganan korban kecelakaan pesawat terbang di Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut, Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
Para relawan yang dikoordinasi oleh Muhammadiyah Disaster Management Center ini bekerja sama dengan Petugas SAR dari Badan SAR Nasional, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan TNI Angkatan Laut.
Dalam simulasi tersebut, tampak sebuah pesawat terbang jenis Boeing 737 jatuh dan menghantam rumah penduduk di sekitar Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut Juanda. Ratusan penumpang dan penduduk setempat menjadi korban. Para relawan bersama tim SAR dan anggota TNI-AL pun sigap mengevakuasi dan menyelamatkan korban.
Mereka dengan cekatan mengevakuasi korban dan mengelompokkan korban yang mengalami luka ringan, luka berat, dan korban tewas secara terpisah. Korban luka menjalani pengobatan di rumah sakit terdekat.
”Kegiatan ini untuk melatih keterampilan para relawan," kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Kesejahteraan, Syafiq Mughni.
Menurut Syafiq, latihan seperti ini penting dilakukan untuk mengasah keterampilan para relawan saat diturunkan untuk menangani peristiwa sesungguhnya. Syafiq juga mengatakan bahwa latihan penanganan korban kecelakaan pesawat terbang adalah yang pertama kalinya dilakukan oleh para relawan yang berasal dari seluruh provinsi di Indonesia itu.
Para relawan Muhammadiyah, sesuai keterampilannya, telah ditugaskan menangani korban berbagai bencana di Indonesia. Di antaranya bencana meletusnya Gunung Merapi serta gempa bumi yang melanda berbagai daerah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin yang hadir dalam acara simulasi mengatakan bahwa menolong korban bencana alam merupakan tugas suci sesuai ajaran agama. Sebab, membantu para korban dalam sebuah bencana merupakan bagian dari ibadah.
Kegiatan ini, kata Din Syamsudin, merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah untuk membantu sesama saat terjadi musibah. "Tugas ini merupakan bentuk perjuangan," ujarnya.
EKO WIDIANTO