TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekitar 100 orang yang bermukim di sepanjang Jalan Lintas Selatan (Jalinsel) Sumatera marah. Sebab, sejak dua tahun terakhir ini jalan di lokasi itu rusak parah.
Mereka lantas menumbangkan sejumlah pohon kayu yang tumbuh di pinggir jalan. Mereka meletakkannya di tengah jalan khusus angkutan barang menuju Pelabuhan Talangkudu, Jambi.
Akibatnya, arus lalu lintas puluhan truk angkutan batubara dan kelapa sawit terhenti sehingga menimbulkan kemacetan total. "Kami akan terus melakukan aksi, jika perlu mendirikan tenda di tengah ruas jalan ini hingga ada kepastian tanggapan pemerintah kapan jalan ini diperbaiki,” kata Mawardi, Koordinator Aksi, kepada Tempo, Selasa, 28 Juni 2011
Menurut Mawardi, jalan yang rusak ini sangat berdampak bagi warga yang bermukim di sekitarnya. Sebab, bila musim hujan penuh dengan lumpur dan sebaliknya, saat kemarau rumah warga diselimuti debu. "Kami mendesak Pemerintah Provinsi Jambi segera memperbaiki jalan ini, mengingat tidak hanya warga terkena dampaknya, tapi juga mengganggu kelancaran perekonomian daerah," ujarnya.
Aksi ini telah beberapa kali dilakukan warga setempat, namun pemerintah belum juga melakukan perbaikan jalan.
Mardinal, anggota Komisi III DPRD Provinsi Jambi, saat menemui warga menyatakan bahwa pihaknya akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. "Kami juga sudah merasa gerah dengan adanya kondisi ini. Kita berharap pemerintah tanggap akan kejadian seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi Alamina Pinem menyatakan masih menunggu koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jambi. "Yang menjadi tuntutan warga akan kita koordinasikan dengan pihak Pemerintah Provinsi. Sebab, jalan lingkar selatan ini adalah kewenangan provinsi dan untuk truk batubara silakan parkir dulu hingga ada keputusan lebih lanjut,” katanya.
SYAIPUL BAKHORI