TEMPO Interaktif, Kediri - Pemerintah Kota Kediri akan membongkar dua buah arca peninggalan Raja Airlangga yang ditanam warga di dalam semen. Pemerintah Kediri akan menyimpan arca tersebut di museum, meski warga ngotot untuk mempertahankannya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Kediri, Muhaimin, mengecam keras tindakan warga yang menguasai benda bersejarah tersebut. Apalagi saat ini warga telah menanam arca Ganesha serta satu patung lainnya beserta batu andesit yang ditemukan di lokasi tersebut ke dalam semen. “Padahal, saya sudah melarang benda itu diutak-atik,” kata Muhaimin kepada Tempo, Rabu, 22 Juni 2011.
Dalam waktu dekat, Dinas Pariwisata Kediri akan mendatangi lokasi penemuan arca di sekitar sendang kembar Kelurahan Gayam, Kecamatan Mojoroto, untuk melakukan pembongkaran. Selanjutnya, benda-benda tersebut akan diamankan di Museum Airlangga Kota Kediri untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Saat ini Dinas Pariwisata masih menunggu hasil kajian Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan tentang arca tersebut sebab kehadiran mereka ke lokasi, Senin 20 Juni 2011, lalu atas permintaan Pemerintah Kota Kediri. “Kami membiarkannya di sana untuk penelitian BP3. Kalau sudah selesai akan kami ambil,” kata Muhaimin.
Warga di sekitar lokasi penemuan sendiri menyatakan akan mempertahankan keberadaan arca itu di tempat mereka. Selain menjadi obyek wisata desa, arca itu sudah dianggap bagian sejarah kehidupan kampung tersebut. “Makanya, kami semen agar tidak bisa diambil pemerintah,” kata Sabarudin, tokoh masyarakat setempat.
Dia mengaku sudah bersepakat dengan warga desa lainnya untuk menolak penempatan arca itu di museum. Apalagi sejak dilaporkan ditemukan tujuh bulan silam, pemerintah daerah tidak berbuat apa-apa untuk merawat dan melakukan ekskavasi.
Sementara itu, Kepala BP3 Trowulan, Aris Soviyani, mengatakan temuan arca itu sama sekali tidak terkait dengan proses asimilasi agama Islam dengan Hindu, ataupun agama Buddha. Pernyataan itu untuk menepis dugaan sejumlah pihak bahwa salah satu arca yang belum teridentifikasi selain Ganesha adalah sosok Buddha. “Bentuknya sama sekali bukan Buddha, tapi cenderung Siwa,” katanya.
Dari data yang diterima stafnya di lapangan, dipastikan tempat tersebut sebagai lokasi pemujaan dan pemandian. Hal ini dikuatkan dengan keberadaan sendang kembar sebagai sarana pensucian dan sumber kehidupan. Bahkan, diperkirakan tempat tersebut merupakan kampung pra-sejarah yang ramai.
HARI TRI WASONO