TEMPO Interaktif, Bandung - Kegiatan mengarungi sungai Cikapundung dengan menggunakan ban dalam bekas, atau yang biasa disebut warga Bandung kukuyaan, menciptakan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). Rekor ini tercatat dengan kriteria peserta kukuyaan terbanyak, yakni berjumlah 821 orang.
"Saya akui, antusiasme warga Bandung menginginkan Cikapundung bersih sangat tinggi. Ini dibuktikan dengan peserta kukuyaan yang begitu banyak, dan saya berikan piagam MURI kepada warga dan Pemerintah Kota Bandung," kata Deputy Manager MURI, Awan Raharjo, dalam sambutannya, saat pemberian Piagam MURI kepada Wali Kota Bandung, Ahad, 19 Juni 2011.
Awan mengatakan, kegiatan kukuyaan yang dilakukan warga Kota Bandung ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan di Indonesia, bahkan di dunia. "Kegiatan ini merupakan bukti kecintaan warga terhadap sungai, tidak pernah ada kegiatan sosialisasi seperti ini di dunia,"
ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Dada Rosada sangat berterima kasih kepada warga yang sangat antusias menjaga kebersihan Sungai Cikapundung. "Mereka tidak hanya kali ini menggelar kukuyaan. Setiap minggu warga menyisir sungai untuk membersihkan sampah dengan menggunakan ban bekas dalam," kata Ayi.
Dengan penghargaan dari MURI ini, nama Kota Bandung, kata Dada, akan lebih dikenal, "Ini bukti kecintaan warga Bandung terhadap Cikapundung, semoga warga yang masih membuang sampah ke Cikapundung malu dengan adanya kegiatan ini," ujarnya lagi.
Untuk menjaga kebersihan Cikapundung, Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda mengatakan Pemerintah Kota Bandung mulai hari ini akan mulai mengaktifkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2004 tentang Ketertiban, Keamanan, dan Kebersihan. "Jika ada warga yang membuang sampah ke Cikapundung, akan didenda hingga Rp 5 juta dan untuk perusahaan akan didenda Rp 50 juta, atau kurungan 3 bulan penjara," kata Ayi.
Ayi juga mengatakan, pemerintah akan membentuk satuan tugas yang terdiri dari warga dan Satuan Polisi Pamong Praja untuk terus memantau Cikapundung.
Sekitar pukul 10.00 WIB, 821 warga yang rumahnya berada di bantaran Sungai Cikapundung, yang tergabung dalam berbagai komunitas Cikapundung, mengarungi sungai tersebut dari jembatan Cikapundung, jalan Viaduct dan berakhir di jembatan Cikapundung di jalan Asia-Afrika, Bandung.
Salah seorang peserta, Vini Desmayani, 40 tahun, mengaku prihatin dengan kondisi Sungai Cikapundung yang sangat kotor.
Vini, yang juga tergabung dalam komunitas Baraya Kabuyutan Cikapundung (BKC) berharap semua warga Bandung ikut berpartisipasi agar Sungai Cikapundung dapat kembali bersih. "Di beberapa daerah, sungai sudah lumayan bersih. Kami satu minggu sekali menyisir sampah di sungai dengan kukuyaan. Warga yang biasanya buang sampah jadi malu sendiri. Jadi kukuyaan ini memang efektif untuk sosialisasi," ujarnya.
ANGGA SUKMA WIJAYA