TEMPO Interaktif, Sleman - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, berjanji memperioritaskan dan menyediakan lahan bagi warga korban bencana Gunung Merapi yang ingin melakukan transmigrasi.
"Kami sediakan lahannya jika mereka (warga Merapi) memang mau," kata Muhaimin, Kamis, 9 Juni 2011, di Sleman, Yogyakarta.
Prioritas itu diberikan mengingat lahan di kawasan lereng Merapi seluas 130 hektare akan dibersihkan dan tidak boleh dihuni. "Pemberian program padat karya juga akan diberikan bersamaan dengan transmigrasi itu, sehingga mereka benar-benar bisa memulai hidup baru dan tinggal di wilayah yang relatif lebih aman," kata Muhaimin.
Antusiasme transmigrasi warga korban Merapi ini sempat muncul di wilayah yang terkena dampak erupsi Merapi. Wilayah itu berada di empat kabupaten, yaitu Sleman (DIY), dan tiga kabupaten di wilayah Jawa Tengah: Magelang, Boyolali, dan Klaten.
Di Magelang, sebanyak 150 kepala keluarga korban erupsi dan banjir lahar dingin telah mengajukan diri kepada pemerintah kabupaten setempat agar diikutsertakan dalam program transmigrasi. Pengungsi yang ingin transmigrasi rata-rata rumahnya sudah hancur akibat hanyut terbawa bnjir lahar. Mereka yakin, transmigrasi bisa menjadi solusi memulai hidup baru.
Bupati Magelang Singgih Sanyoto saat menerima kunjungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Muntilan, Magelang, Rabu, 8 Juni 2011, mengatakan akibat lahar dingin Merapi sedikitnya ada 192 rumah warga yang tersebar di tujuh kecamatan hanyut dan hancur digerus lahar dingin Merapi.
Saat ini, bagi warga yang tinggal di hunian sementara dan masih menunggu kebijakan relokasi serta bangunan permanen dilakukan, BNPB akan membenahi sementara (early recovery) infrastruktur yang rusak dengan total anggaran Rp 444 miliar.
PRIBADI WICAKSONO