TEMPO Interaktif, Lumajang - Jumlah pendaki ke Gunung Semeru meningkat 1.000 persen pada liburan panjang akhir pekan ini.
Berdasarkan data Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jumat, 3 Juni 2011, jumlah pendaki saat ini mencapai ratusan orang.
Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Anggoro Dwi Sujiarto, mengatakan terjadi peningkatan sebesar 1.000 persen jumlah pendakian ke Gunung Semeru saat ini. “Data terakhir pada Kamis, 2 Juni 2011 kemarin sekitar pukul 15.00 WIB, jumlah pendaki sudah mencapai 150 orang,” katanya kepada Tempo melalui telepon.
Pada hari biasa, jumlah pendaki hanya 10 sampai 15 orang. “Peningkatannya 1.000 persen,” katanya. Anggoro bahkan memprediksi kalau jumlah pendaki hingga Minggu, 5 Juni 2011 mendatang akan mencapai 350 orang.
Dia mengatakan, faktor utama peningkatan jumlah pendaki yang cukup drastis ini adalah akhir pekan panjang sejak Kamis hingga Minggu mendatang.
Selain itu, saat ini dianggap sebagai saat yang tepat untuk melakukan pendakian. Menurut dia, akhir Juli mendatang sudah memasuki bulan puasa. Oleh karena itu, banyak pendaki yang akan melakukan pendakian pada Juni hingga awal Juli mendatang. Faktor cuaca juga dianggap sangat mendukung untuk mendaki. “Cuacanya cerah saat ini,” katanya.
Peningkatan drastis jumlah pendaki ini cukup membuat kewalahan petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. “Kalau biasanya hanya menempatkan tiga orang saja, kini ditambah dua menjadi lima orang. Itu saja masih kewalahan,” kata Anggoro.
Kendati ada peningkatan jumlah pendakian, kata Anggoro, pihaknya tetap tidak mau kecolongan dengan persyaratan yang harus dipenuhi para pendaki. “Surat pernyataan serta surat keterangan sehat tetap menjadi perhatian kami,” katanya. Dua hal ini, lanjut Anggoro, sebagai syarat penting yang perlu dipenuhi sebelum mendaki.
Surat pernyataan menyebutkan kalau pendakian hanya dilakukan hingga Pos Kalimati. “Jika pendaki menerobos dan memaksa ke puncak, kemudian ada sesuatu hal yang tidak diinginkan, maka risiko akan ditanggung sendiri,” katanya. Adapun surat keterangan sehat dari dokter diperlukan untuk mengetahui kondisi pendaki dianggap sehat dan layak untuk melakukan pendakian.
DAVID PRIYASIDHARTA