"Kami duga mereka ini berkaitan dengan kasus bentrokan antar mahasiswa di UMI," kata Kepala Kepolisian Sektor Panakkukang, Komisaris Muhammad Nur Akbar. Mahasiswa yang diamankan yakni Muhammad Asrul, Randi, Fajar Suriadi, Abdul Karim, Takdir, Fahri Syari, Jamil, Darul Islam, Rizal, Jamaluddin, Ibrahim, Hasrul. Selain 12 mahasiswa ini, Ketua Ikatan Alumni UMI Al Kasali dan temannya Ibrahim ikut ditahan.
Hasil penggeledahan yang dilakukan di Pasar Tamamaung dan Tello, ditemukan 14 parang, 4 senjata rakitan jenis paporo, 11 badik, satu kantong peluru rakitan, satu kantong baut, double stip, 10 unit handphone dan 5 unit motor.
Penyidik akan melakukan pemeriksaan secara intensif, terkait kepemilikan senjata tajam yang ditemukan ini. "Kami belum bisa katakan apakah senjata rakitan ini berkaitan dengan kasus penembakan atau tidak. Kita lihat saja hasil pemeriksaannya," tambah Akbar.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Johny Wainal Usman, yang berkunjung ke Polsek Panakkukang mengatakan, senjata tajam yang dimiliki 12 mahasiswa tersebut akan diselidiki secara intensif, untuk mengetahui alasan mereka menyimpan senjata tajam dan senjata rakitan tersebut.
Menurut Johny, pihaknya belum bisa menghubung-hubungkan kasus penembakan dengan penangkapan mahasiswa ini, karena belum ada bukti kuat. "Kami sudah bentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus penembakan itu," ujarnya. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UMI Prof Acmad Gani mengatakan jika mahasiswa tersebut terbukti bersalah tentu harus ditindak sesuai ketentuan hukum.
Sementara kondisi korban penembakan mahasiswa UMI, Muhammad Nur Khusein, saat ini masih terbaring di ruang perawatannya kamar 2 Lantai V Rumah Sakiit Ibnu Sina, Makassar. Dokter yang
merawat korban, Nur Alim mengatakan pihaknya belum mengangkat proyektil karena kondisinya belum memungkinkan. "Masih butuh pemeriksaan, karena letak proyektil berada didekat syaraf leher belakang," kata Nur.
SAHRUL