Tiga korban yang ditemukan semuanya sudah tidak bernyawa. Mereka, Nurul Wijayanti,16 tahun, siswa SMKN Bojonegoro, ditemukan di Desa Ledok Kulon, Kecamatan Kota, sekitar pukul 21.30. Jasadnya masih mengenakan pakaian seragam sekolah saat kali pertama ditemukan warga. “Ditemukan sudah mengambang,” ujar Sartono, warga Ledok Kulon, di pinggir Bengawan Solo, Bojonegoro.
Lalu, satu orang lagi, atas nama Agus Priyanto, warga Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro. Jasadnya ditemukan tak jauh dari jembatan Kaliketek, sekitar pukul 21.50 waktu setempat. Sementara itu, satu korban lagi atas nama Nurin Nikmah, ditemukan di sungai Desa Menilo, Kecamatan Soko Tuban—atau sekitar 12 kilometer dari tempat kejadian. Siswi salah satu sekolah di Desa Ngumpak Dalem, Dander, Bojonegoro ini, ditemukan sekitar pukul 17.40.
Tiga jenazah tersebut, dievakuasi oleh tim gabungan Badan SAR Nasional, Brimob Polda Jawa Timur, SAR Jawa Timur, tim Satuan Koordinasi Pelaksana Bencana Bojonegoro, juga dari Kodim Bojonegoro. Sebagian masyarakat juga ikut membantu pencarian dengan perahu tradisional.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro, Kasiyanto, dengan ditemukannya tiga korban, kini masih ada lima orang yang masih dalam pencarian. Dijadwalkan, pencarian yang melibatkan sekitar 90 orang ini akan menyisir lebih jauh lagi dari tempat kejadian. “Mungkin, pencarian berada di sekitar 15 hingga 20 kilometer,” ujar Kasiyanto, Rabu, 4 Mei 2011.
Sementara itu, lima korban yang masih belum ditemukan, Yeno, warga Desa Padang, Kecamatan Trucuk; Yana Oktaviani,14 tahun, siswa MTSN Bojonegoro; Feti May Nur Hidayah, 14 tahun, siswa MTSN Bojonegoro; Sri Parti, siswi Madrasah Aliyah Abu Darin, Ngumpak Dalem; dan Darsini, warga Desa Padang Kecamatan Trucuk.
Seperti diketahui, perahu bermuatan 31 orang itu tenggelam di Bengawan Solo, tepatnya di antara Desa Padang, Kecamatan Trucuk dengan Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Senin, 2 Mei 2011 pagi. Perahu yang dikemudikan oleh Wijianto itu tenggelam setelah sempat menabrak tonggak kayu randu tepat di tengah Bengawan Solo yang airnya sedang pasang.
SUJATMIKO