Pihak sekolah tidak punya pilihan selain meminta para murid bersekolah tanpa sepatu karena mereka telah diliburkan sejak Kamis lalu. Apalagi murid kelas VI harus mengikuti ujian nasional pada Senin mendatang.
Ketinggian air di daerah berjarak 40 kilometer dari Pinrang itu bisa mencapai hampir satu meter ketika banjir datang. Selain SD Cilallang, SMP Negeri 4 Duampanua mengalami nasib serupa.
Akibatnya, tidak hanya siswa di dua sekolah itu yang harus ke sekolah tanpa seragam lengkap. Guru pun demikian. Herman, guru SMP Negeri 4 Duampanua, menuturkan, setiap banjir, ia pergi mengajar sambil menggulung celana hingga ke paha tanpa menggunakan sepatu.
"Bahkan tak jarang harus naik perahu jika air sangat tinggi," katanya. Begitu juga dengan siswa, mereka berangkat sekolah menggunakan perahu. Untungnya lokasi sekolah agak lebih tinggi, sehingga masih dapat digunakan walaupun di kediaman warga genangan airnya cukup tinggi. "Tapi kalau air sangat tinggi, sekolah memang diliburkan. Seperti beberapa hari lalu," ia menjelaskan.
Ihwal banjir yang terus menggenangi sekolah tersebut, ada kemungkinan siswa SD Negeri Cilallang harus mengikuti ujian di sekolah lain.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Pinrang Andi Mappayukki mengatakan jika sekolah tersebut masih tetap tergenang, pihaknya akan mencari lokasi ujian lain yang lebih kondusif. "Kami akan mencarikan lokasi yang lebih aman dan kondusif jika air masih menggenangi sekolah itu menjelang pelaksanaan ujian," katanya.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Pinrang Marhaban Rahman mengatakan sejak awal penempatan bangunan sekolah tersebut dinilai keliru. Pasalnya daerah tersebut sudah diketahui sebagai langganan banjir sejak dulu.
Kondisi saat ini, menurut Marhaban, juga terjadi dua tahun lalu. Saat itu, ia melanjutkan, pelaksanaan ujian nasional di SD Negeri Cilallang juga dipindahkan. "Walaupun tahun lalu pelaksanaan ujian nasional tetap di sekolah itu," kata Marhaban.
| SUHERMAN MADANI