Warga mengaku takut dengan penambahan pasukan dan operasi yang dilancarkan pasukan keamanan untuk pelaku-pelaku kerusuhan di kabupaten pemekaran baru itu. “Semua penduduk sudah mengungsi. Saya dan istri saya dan anak-anak saya baru sampai di wilayah Mapia (wilayah Dogiyai),” kata Tus Yobe, warga Dogiyai melalui telepon selulernya, Jumat (15/4) siang.
Ketakutan juga diungkapkan warga lainnya, Maria Yobe, yang mengungsi ke Kecamatan Diyai. “Kami takut ditembak. Jangan sampai polisi atau tentara dong (mereka) masuk ke rumah. Lebih bagus mengungsi saja,” kata Maria Yobe.
Pengungsian besar-besaran ini membuat sejumlah aktivitas warga terhenti, termasuk kegiatan sekolah. Hanya rumah sakit saja yang masih melaksanakan aktivitas seperti biasa.
Juru bicara Kepolisian Daerah Papua, Komisaris Besar Wachyono, Jumat siang mengatakan situasi di Dogiyai sudah aman. “Senjata (pistol revolver) Kapolsek masih diupayakan pencariannya, dan tidak ada penambahan pasukan,” Tulis Wachyono dalam pesan pendeknya.
Markas Kepolisian Sektor Moenamani dirusak dan dibakar oleh sekelompok orang, Rabu sore lalu. Dalam aksi itu, senjata revolver milik Kepala Kepolisian Sektor Moenamani Ajun Komisaris Mardi Marpaung dirampas. Tiga aparat polisi dievakuasi ke RSUD Nabire karena terluka. Selanjutnya, 18 personel termasuk Mardi Marpaung diamankan ke Nabire.
TJAHJONO EP