TEMPO Interaktif, Jakarta - Yayasan Bambu Nusantara perwakilan Madiun menemukan lebih dari 100 siswi bekerja di tempat hiburan malam di Kota Madiun.
“Yang sempat kami catat ada sekitar 130-an orang. Selain dari Kota dan Kabupaten Madiun, mereka berasal dari berbagai kabupaten di sekitar Madiun seperti Ngawi, Magetan, dan Ponorogo,” kata Direktur Yayasan Bambu Nusantara Titik Sugianti, Rabu, 13 April 2011.
Menurut Titik, mereka adalah pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. “Bahkan yang paling muda yang sempat kami temukan masih kelas II SMP atau sekitar usia 15 tahun,” ujarnya.
Yayasan Bambu Nusantara merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang aktif dalam penanggulangan penyebaran HIV/AIDS, terutama di kalangan remaja. Bambu Nusantara menilai selain rentan mendapat kekerasan seksual, para remaja tersebut rentan tertular HIV/AIDS jika mereka sampai mau berhubungan intim dengan pelanggan tempat hiburan malam.
Titik mengungkapkan, beberapa motif yang mendorong mereka terjun ke dunia hiburan malam. “Kebanyakan memang diajak teman. Ada yang hanya ingin mencari penghasilan untuk kebutuhan gaya hidup. Tapi ada juga yang mencari penghasilan untuk biaya sekolah karena ekonomi keluarganya tidak mampu,” ucap Titik.
Direktur Program Yayasan Bambu Nusantara Andrianus M. Uran menambahkan, pihaknya tak menutup mata akan peluang penularan HIV/AIDS pada remaja pekerja hiburan malam.
“Tak bisa dipungkiri, dunia hiburan malam sangat dekat dengan penyalahgunaan narkoba maupun praktek prostitusi terselubung,” paparnya.
Berdasarkan hasil penelusurannya, beberapa remaja yang masih berusia anak-anak itu ada yang mau diajak kencan setelah jam kerja usai.
Di Kota Madiun, berbagai jenis tempat hiburan malam telah menjamur. Setidaknya ada dua kafe sekaligus tempat karaoke dan diskotik kelas menengah atas yang sudah lama beroperasi. Selain itu ada belasan kafe yang menawarkan jasa karaoke kelas menengah ke bawah.
Untuk mencegah ancaman bahaya narkoba dan penularan HIV/AIDS pada remaja usia belia itu, Bambu Nusantara melakukan beberapa pendekatan.
“Selain mendampingi mereka, kami juga membentuk kelompok-kelompok diskusi untuk tempat sharing mereka. Secara perlahan-lahan kami beri pengertian agar mereka bekerja secara aman atau meninggalkan dunia hiburan malam agar bisa fokus belajar di sekolah,” tuturnya. ISHOMUDDIN.