TEMPO Interaktif, Gowa: Puluhan siswa Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 1 Bontonompo menggelar unjuk rasa di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Pelajar-plajar itu menuntut Kepala Sekolahnya Syahrir Kahar mengundurkan diri karena diduga menyelewengkan dana kegiatan siswa. "Kami tidak pernah diberikan dana saat melaksanakan kegiatan Osis. Kemana dana itu," kata Nur Arfian Arif, pengurus Osis SMA 1, di depan kantor DPRD Gowa, Selasa (15/3).
Selain, dana kegiatan siswa, pelajar-pelajar itu juga mempertanyakan puluhan unit komputer yang hilang dari ruang laboratoriun komputer. Menurut Nur, Kepala Sekolah harus mempertanggungjawabkan dana dan kompiuter yang hilang tersebut. "Kami tidak percaya lagi kepada kepala sekolah. Dia harus segera diganti," katanya.
Kepada anggota Dewan, siswa meminta pencopotan Kepala Sekolah itu dilakukan segera. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pelajar Mahasiswa Gowa Usman Baddu yang mendampingi pengunjuk rasa mengatakan, tuntutan siswa ini merupakan upaya perbaikan kualitas pendidikan. Karena itu Dinas Pendidikan harus menyikapi dengan bijak tuntutan ini. "Kadis pendidikan Idris Faisal dan Dewan segera memanggil kepala sekolah untuk dimintai pertanggungjawabannya," kata Usman.
Usman menambahkan, dinas pendidikan juga harus memperjelas status kepala sekolah dan memperjelas alokasi dana pendidikan kepada sekolah bersangkutan. "Alokasi dana sekolah ini harus transparan. Apalagi sudah ada undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan dan informasi," ujarnya.
Wakil Ketua Dewan Rahmansyah mengatakan, tuntutan siswa ini diterima dan segera dievaluasi. "Kami pelajari dulu tuntutan mereka. Setelah itu kami akan panggil kepala sekolah dan Dinas Pendidikan untuk menjelaskan tuntutan siswa tersebut," kata Rahmansyah.
Kepala Dinas Pendidikan Gowa Idris Faisal mengatakan, Syahrir Kahar hanya menjabat sementara di SMA 1 Botonompo. "Dia hanya mengisi kekosongan jabatan disekolah itu," kata Idris. Dia berjanji akan menanyakan penggunakan dana kegiatan siswa kepada bidang keuangan pendidikan menengah. Sebab, yang mengetahui ada tidaknya dana itu adalah bidang yang bersangkutan.
Sementara itu, hingga berita ini dilaporkan Syahrir Kahar tidak berhasil ditemui untuk diminta konfirmaski. Nomor telpon genggamanya juga tidak aktif.
SAHRUL