TEMPO Interaktif, Makassar: Mahasiswa menggelar unjuk rasa untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia. Unjuk rasa ini antara lain diikuti mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahsiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) Makassar dan Barisan Perempuan Indonesia. Mereka menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
Bunga Rosi dari BPI mengatakan, aksi yang dilakukannya ini merupakan salah satu momentum bentuk penghormatan terhadap perjuangan hak-hak asasi perempuan dan mendorong perjuangan hak suara perempuan di seluruh dunia. "Ini hari perempuan sedunia, kami menginginkan pemerintahan SBY memperhatikan nasib perempuan,” katanya.
Rombongan pengunjuk rasa muncul dari sejumlah kampus. Mereka menggelar orasi si bawah jalan layang Urip Sumoharjo. Adan dari LMND mengatakan pemerinah harus mengeluarkan kebijakan yang memihak kepada kaum perempuan agar tidak ada lagi hak-hak kaum Hawa yang dilanggar. "Kami ingin perempuan tidak lagi di diskriminatifkan dari sistem neoliberalisme yang menyesatkan" ujarnya.
Selain para mahasiswa, unjuk rasa kali ini juga melibatkan Para demonstran yang tergabung di dalam Perhimpunan Rakyat Pekerja, Federasi Serikat Perjuangan Buruh Indonesia (FSPBI), Gabungan Serikat Buruh Nusantara.
Mereka menyatakan bahwa potret kemiskinan di Indonesia memperlihatkan bahwa kaum perempuan masih menempati kelompok sosial paling miskin di Indonesia yang mencapai 70 persen. Sementara itu, kaum perempuan yang tidak tertampung dalam industri dimobilisasi menjadi buruh tani dan buruh kebun sekitar 69,3 persen dari 47 persen tenaga kerja di pedesaan, dan buruh migran sebesar 71.433 orang. Sementara itu jumlah perempuan Indonesia yang terseret dalam tracficking dan bisnis pelacuran mencapai 650 ribu hingga 1 juta orang pertahun.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI | ANDI NINNONG BUCHAR