Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jaringan Bisnis Gelandangan dan Pengamen Masih Marak  

image-gnews
TEMPO/ Zulkarnain
TEMPO/ Zulkarnain
Iklan

TEMPO Interaktif, KEDIRI - Kepolisian Resor Kota Kediri dan Satuan Polisi Pamong Praja setempat terus berjibaku mengatasi maraknya aktivitas trafficking di daerah tersebut.

Jaringan yang terorganisir diduga mengendalikan pengerahan anak-anak dan remaja untuk dijadikan gelandangan maupun pengamen. Mereka secara periodik didistribusikan ke daerah-daerah di Jawa Timur, termasuk Kota Kediri.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminalitas Polresta Kediri Ajun Komisaris Didit Prihantoro menjelaskan, pihaknya masih terus memperdalam penyelidikan untuk menguak modus operandi jaringan tersebut. . “Kami sudah mencurigai pergerakan ini sejak lama,” katanya, Senin (7/3).

Didit meyakini aktivitas pendistribusian gelandangan tersebut tidak dilatari masalah sosial semata, melainkan sudah masuk ranah kriminalitas, khususnya trafiicking. Modusnya adalah perdagangan anak-anak dan remaja untuk kemudian dipekerjakan sebagai gelandangan maupun pengamen.

Didit menjelaskan, pihaknya sudah mengidentifikasi pola pendistribusian, termasuk daerah asal atau yang menjadi kantong anak-anak dan remaja tersebut, serta kendaraan yang biasa digunakan untuk mengangkut anak-anak dan remaja ke daerah yang dituju.

Namun, untuk kepentingan penyelidikan, Didit enggan menjelaskannya secara lebih terperinci. Didit mengatakan, kasus tersebut saat ini menjadi prioritas untuk dituntaskan untuk menyelamatkan anak-anak dan remaja dari kegiatan trafficking.

Kepala Satpol PP Kota Kediri Muhammad Ivantoro juga mengatakan hal yang sama. Petugas Satpol PP merasa kewalahan menghalau mereka.

Minggu dini hari (6/3), sekitar pukul 01.30 WIB, sebanyak sembilan orang anak-anak dan remaja ditemukan diangkut dengan kendaraan bak terbuka. Mereka diturunkan di dekat sebuah pusat perbelanjaan, dan langsung disebar ke sejumlah lokasi yang biasanya menjadi pusat keramaian pada siang dan malam hari. “Sepertinya ada yang mengkoordinir,” ujar Ivantoro.

Saat petugas Satpol PP melakukan pengejaran, kendaraan pengangkut menghilang ke arah luar kota.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk meminimalisir keberadaan mereka, petugas Satpol PP segera melakukan razia pagi hari tadi. Setelah melakukan perburuan di sejumlah pusat perbelanjaan dan jalan protokol, sebanyak 15 gelandangan dan pengamen berhasil ditangkap.

Selain sembilan orang yang baru tiba Minggu dini hari, tampaknya sudah lebih dahulu didistribusikan sejumlah anak dan remaja lainnya.

Beberapa di antara yang berhasil ditangkap masih berusia di bawah umur. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran dan teriakan histeris saat petugas mengangkut mereka ke atas kendaraan.

Petugas mengalami kesulitan menguak asal usul mereka. Bahkan sulit diungkap pihak yang mengkoordinir dan mendatangkan mereka ke Kediri. Anak-anak dan remaja itu lebih banyak bungkam ketika ditanya petugas.

Bahkan mereka mengaku tidak tahu asal daerahnya karena telah beberapa kali berpindah daerah operasi. “Alamat asalnya sudah tidak jelas,” ucap Ivantoro.

Merekapun tidak bersedia mengungkap berapa penghasilannya per hari yang ditargetkan oleh koodinatornya, juga tidak mau menjelaskan berapa jumlah yang harus disetorkan kepada koordinatornya.

Dari sikap anak-anak dan remaja tersebut yang tertutup, sangat kuat dugaan mereka adalah bagian dari jaringan bisnis anak-anak dan remaja dengan tameng gelandangan maupun pengamen. HARI TRI WASONO.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Penculikan Anak Mengintai, KPAID Imbau Perketat Pengawasan

9 Februari 2020

Ilustrasi Penculikan Anak. shutterstock.com
Penculikan Anak Mengintai, KPAID Imbau Perketat Pengawasan

KPAID Kota Bogor meminta aparat penegak hukum memperketat pengawasan terhadap lingkungan dan fasilitas umum terkait penculikan anak.


Psikolog: Jangan Salahkan Prostitusi via Facebook  

24 Februari 2012

Digitaltrends.com
Psikolog: Jangan Salahkan Prostitusi via Facebook  

Seharusnya orang tua dan para guru yang perannya dipertanyakan.


Prostitusi di Jejaring Sosial Makin Marak  

24 Februari 2012

Facebook.
Prostitusi di Jejaring Sosial Makin Marak  

Kalau polisi bersungguh-sungguh, pasti banyak yang bisa dibongkar.


ABG Penjual Perempuan di Facebook Dibekuk  

24 Februari 2012

AP Photo/Paul Sakuma
ABG Penjual Perempuan di Facebook Dibekuk  

Apapun yang diminta pelanggan, dia akan cari.


Wanita di Depok Jual Bayi Kembar Rp 40 Juta

21 Februari 2012

Bayi Kembar korban penjualan di Depok. TEMPO/Ilham Tirta
Wanita di Depok Jual Bayi Kembar Rp 40 Juta

Tersangka dan petugas yang menyamar telah menyepakati satu bayi seharga Rp 20 juta.


Nikah Siri Modus Baru Perdagangan Anak  

16 Juni 2011

Anak jalanan yang hidup di sejumlah kota besar khususnya di Jakarta terancam tindak kejahatan sindikat perdagangan anak yang akan dijadikan sebagai komoditas seks.TEMPO/Imam Sukamto
Nikah Siri Modus Baru Perdagangan Anak  

"Ia menikah terus untuk mendapatkan uang dari sponsor."


Polisi Selidiki Dugaan Perdagangan Anak Asal NTT

5 Desember 2010

Polisi Selidiki Dugaan Perdagangan Anak Asal NTT

Ketua Umum Komisi Nasional Hak Asasi Anak (Komnas Anak) Arist Merdeka Sirait mendesak polisi segera mengenakan pasal pidana kepada ikatan mahasiswa tersebut.


Tolak Pulangkan Korban Trafficking, Yayasan Dilaporkan Bupati ke Polisi

3 Desember 2010

Tolak Pulangkan Korban Trafficking, Yayasan Dilaporkan Bupati ke Polisi

Bupati Timor Tengah Selatan Paul Mella mengadukan Yayasan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Timor (IPMAT) ke polisi karena menolak memulangkan 11 anak yang diduga korban trafficking.


12 Remaja NTT Diduga Jadi Korban Trafficking

28 November 2010

12 Remaja NTT Diduga Jadi Korban Trafficking

Sebanyak 12 anak usia SD dan SMP asal Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, diduga menjadi korban perdagangan manusia (trafficking) di Jakarta.


Polresta Kediri Selidiki Jaringan Perdagangan Anak  

10 November 2010

Anak jalanan yang hidup di sejumlah kota besar khususnya di Jakarta terancam tindak kejahatan sindikat perdagangan anak yang akan dijadikan sebagai komoditas seks.TEMPO/Imam Sukamto
Polresta Kediri Selidiki Jaringan Perdagangan Anak  

Kelompok yang terorganisir mendatangkan anak dari berbagai daerah untuk dipekerjakan sebagai pengamen jalanan dan pengemis.