"Tahun ini sudah ada 700 seniman yang dapat Jamkesda, selanjutnya kami data hingga mencapai target 2.000 seniman," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Dodo Anondo, ketika dihubungi tempo, Minggu (20/2).
Menurut Dodo, seniman yang mendapatkan Jamkesda di luar jumlah penerima Jamkesda dari masyarakat miskin yang saat ini mencapai 1,25 juta orang. Tahun ini pemerintah menganggarkan dana Jamkesda Rp 120 miliar. Jumlah dana akan terus bertambah menyesuaikan data jumlah penerima Jamkesda.
Dengan adanya Jamkesda khusus seniman, pemerintah berharap seniman tidak lagi mengkawatirkan biaya kesehatan. "Harapannya, para seniman bisa fokus berkesenian karena kesehatan mereka terjamin," ujar Dodo. Namu, karena keterbatasan anggaran, fasilitas Jamkesda tidak berlaku bagi keluarga si seniman, seperti istri maupun anaknya.
Seniman yang mendapatkan Jamkesda, kata Dodo, tentu saja yang tergolong miskin. Namun, berbeda dengan warga miskin lainnya, untuk mendapatkan Jamkesda, para seniman tidak memerlukan surat keterangan miskin dari kelurahan, melainkan cukup dari Dinas Kesehatan di tempat masing-masing.
Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur M Fauzi mengatakan, untuk tahap awal, pemberian Jamkesda dikhususkan bagi para seniman yang berusia di atas 50 tahun. "Kami dahulukan yang tua-tua. Kalau sudah merata baru yang muda-muda menyusul," ucapnya.
Menurut Fauzi, program Jamkesda bagi seniman idi Jawa Timur sebenarnya sudah diluncurkan sejak tahun 2009 lalu, namun baru terealisasi saat ini. "Kami terus berkoordinasi dengan Dewan Kesenian di masing-masing kabupaten dan kota. Kami berharap seluruh pelaku kesenian di daerah bisa mendapatkan Jamkesda," tuturnya. FATKHURROHMAN TAUFIQ.