TEMPO Interaktif, Jakarta -Panda Nababan sedang kesal. Dengan nada jengkel, ia menjelaskan mengapa sampai dijemput dari Bandar Udara Soekarno-Hatta kemarin pagi, lalu digelandang ke kantor Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Saya telah mengajukan permohonan penundaan pemeriksaan, tapi KPK tidak merespons," katanya sebelum dibawa dengan mobil tahanan ke Rutan Salemba sekitar pukul 18.30 WIB kemarin. Sebuah mobil dari KPK ikut mengawal.
Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menuturkan, surat penundaan pemeriksaan diajukan dua hari lalu, atau sehari sebelum jadwal pemeriksaan. Panda meminta KPK menunggu putusan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial atas penetapan status tersangka.
Seharusnya kemarin Ketua PDI Perjuangan Sumatera Utara ini menghadiri rapat kerja nasional partainya di Batam. Sejak pagi ia sudah menunggu keberangkatan pesawat Garuda. "Tahu saya di airport, mereka pun menjemput," tutur Panda. "Tak ada penangkapan karena saya pakai mobil saya sendiri kemari (kantor KPK)."
Juru bicara KPK, Johan Budi, membenarkan kabar bahwa tak ada ketegangan saat menjemput Panda di bandara. Insiden penjemputan itu, menurut Johan, semestinya tak terjadi bila pengacara Panda, Patra Zen, memberi tahu rencana KPK kepada kliennya. Dua hari lalu, penyidik KPK menelepon Patra dan meminta Panda Nababan datang ke kantor KPK sebelum pergi ke Batam. "Tapi, Jumat pagi, kami mendengar Pak Panda mau ke Batam," ucapnya.
Panda tiba di gedung KPK kemarin pukul 10.45 menumpang mobilnya, Toyota Alphard warna hitam. Sebuah mobil KPK menguntit di belakang. Begitu menjejakkan kaki, bekas jurnalis senior itu bergegas masuk. Tak satu pun pertanyaan dari wartawan yang dijawabnya.
Kabar penjemputan Panda di bandara itu pun membuat geger pengurus PDI Perjuangan. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengaku tahu kabar jemput paksa langsung dari Panda. "Saya ditelepon pukul 11.20 WIB. Saya sudah di Batam," ucapnya. Panda meminta maaf tak bisa menghadiri acara karena diperiksa oleh KPK. "Saya yakin Pak Panda dan kawan-kawan tak akan lari ke luar negeri atau mangkir," kata Tjahjo. Mereka didampingi tim advokasi dari fraksi yang dipimpin Trimedya Panjaitan.
Megawati Soekarnoputri pun memberi pesan khusus lewat Trimedya. "Sampaikan kepada Pak Panda supaya tegar dia hadapi proses hukum," kata Ketua PDI Perjuangan itu menirukan sang ketua umum. Mega juga meminta Panda mengungkap kebenaran kasus cek pelawat, yang diduga berkaitan dengan pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia Miranda Goeltom.
Ririn A | Cornila D | Amirullah | Sandy Indra Pratama | Jobpie S