TEMPO Interaktif, Bandung - Jumlah sapi potong setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir di Jawa Barat terus turun. "Rata-rata pemotongannya turun sampai 4,75 persen setiap tahun," kata Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Koesmayadi Tatang Padmadinata di kantornya, Bandung, Senin (10/1).
Pada tahun 2006 jumlah sapi yang dipotong mencapai 328,7 ribu ekor, sementara tahun 2010 lalu angka sementara yang tercatat hanya 272,5 ribu ekor. Penyebabnya, papar Koesmayadi, pasokan sapi lokal dari luar Jawa Barat dalam lima tahun terakhir ini rata-rata turun sampai 24,8 persen.
Sapi lokal yang berasal dari luar Jawa Barat seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam lima tahun terakhir jumlahnya turun drastis. Pada 2006 pasokan sapi lokal dari luar Jawa Barat mencapai 211 ribu ekor, tahun 2010 pasokannya hanya 64,4 ribu ekor.
Sementara jumlah sapi lokal dan sapi impor yang dipotong di Jawa Barat angka rata-rata pasokannya dalam lima tahun ini terus naik. Sapi lokal yang berasal dari Jawa Barat rata-rata pasokannya naik 4,27 persen dan sapi impor naik sampai 22,05 persen.
Sapi lokal asal Jawa Barat pada 2006 pasokannya 43,7 ribu ekor, dan tahun 2010 menjadi 51,6 ribu ekor. Sementara sapi impor pada 2006 tercatat 73,8 ribu ekor, pada 2010 naik menjadi 156,3 ribu ekor.
Koesmayadi mengatakan populasi sapi di Jawa Barat sendiri sejak 2004 terus naik dengan kenaikan rata-rata sampai 6,3 persen, di atas pertumbuhan populasi sapi nasional 3,2 persen. Namun, lanjutnya, sapi lokal yang dipasok dari luar Jawa Barat cenderung terus turun. "Mungkin karena ada proteksi di daerah masing-masing" katanya.
Menurut Koesmayadi, kendati jumlah sapi yang dipotong cenderung turun, jumlah daging sapi yang dihasilkannya cenderung tetap. Penyebabnya, papar Tatang, sapi yang dipotong rata-rata berukuran besar sehingga daging yang dihasilkan lebih banyak.
Dia mencontohkan, daging hasil sapi potong lokal tahun 2009 tercatat 46 ribu ton, pada 2010 turun menjadi 33 ribu ton. Sementara daging hasil sapi potong impor tahun 2009 dari 25 ribu ton, tahun 2010 menjadi 36 ribu ton.
Koesmayadi mengatakan mayoritas daging dari sapi yang dipotong di Jawa Barat berkisar 60 persen sampai 80 persen dikonsumsi oleh industri olahan menjadi produk makanan, di antaranya sosis, kornet, dan baso. Sedikitnya ada 22 industri olahan besar berdomisili di Jawa Barat yang menyedot daging sapi potong itu.
Menurut Koesmayadi, untuk mendongkrak produksi sapi di Jawa Barat Pemerintah Jawa Barat mengeluarkan kebijakan pelarangan pemotongan sapi betina. Pemerintah menyiapkan dana dari APBN untuk membeli sapi betina yang hendak dipotong di Rumah Potong Hewan. Duit pengganti sapi termasuk biaya pemeliharaan yang berasal dari APBN untuk itu di Jawa Barat Rp 29 miliar.
Dari duit itu diperkirakan mencapai 1.400 sapi betina sepanjang tahun 2011 yang bisa diselamatkan dari Rumah Potong Hewan. Di seluruh Indonesia diperkirakan ada 200 ribu ekor sapi betina usia produktif yang disembelih setiap tahun. Tatang mengaku, Jawa Barat belum bisa memastikan jumlahnya. "Tapi ada saja betina yang dipotong setiap hari," kata Koesmayadi.
Undang-Undang tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 18/2009 yang baru disahkan Juni 2009 lalu melarang penyembelihan hewan ternak betina berusia produktif, kecuali yang cacat. Pelanggarnya bisa mendapat hukuman penjara 3-9 bulan atau denda Rp 35 juta sampai Rp 75 juta untuk ternak sapi betina. Hanya peraturan pemerintah pelaksananya belum ada.
AHMAD FIKRI