TEMPO Interaktif, Donggala - Nelayan di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, takut melaut, karena cuaca buruk disertai angin kencang dan hujan lebat. Gelombang setinggi dua meter di pesisir Donggala ejak beberapa hari terakhir ini menyurutkan nelayan untuk melaut. Akibatnya, harga ikan di pasaran pun naik.
Menurut Asminah, pedagan ikan di Donggala mengatakan, harga ikan tongkol ukuran kecil naik 100 persen dari sebelumnya hanya Rp 6.000 per ekor, sekarang dijual Rp12.000 per ekor. Ikan Baronang dan Bawal yang sebelumnya dijual Rp 7000 per ekor, sekarang Rp 15 ribu.
Rasdin, nelayan setempat mengatakan, cuacara buruk membuat petani enggan melaut. "Kalaupun terpaksa melaut kami hanya berani di lokasi yang dekat dengan pantai. Tidak ada nelayan yang berani melaut ke tengah," katanya.
Adapun nelayan yang sama sekali tak melaut, menghabiskan waktunya dengan memperbaiki alat tangkap seperti jaring, perahu dan perlengkapan melaut lainya. Bagi nelayan ang memiliki ladang atau lahan pertanian, mereka memanfaatkan waktunya untuk mengolah lahan pertanian.
"Kami kerja diladang, supaya bisa tetap makan, " kata Ridwan Abdullah nelayan dari Rojo, Donggala. Menurut dia, hasil pertanian memang tak sebanyak jika dia melaut. "Tapi jika membahayakan keselamatan jiwa, lebih baik tidak melaut sementara," ujarnya.
Ketinggian gelombang di laut akibat cuaca buruk itu mencapai dua meter. Bahkan rob sering merendam perkampungan nelayan.
Darlis