TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafiie Maarif mengaku "menumpang" tinggal di Apartemen Komplek Taman Rasuna unit 0210 B. Meski tinggal disitu, Syafiie membantah itu pemberian Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.
"Saya sering menempati apartemen itu, tapi itu milik Pak Deddy," kata Syafiie dalam jumpa pers di kantor pengacaranya, Todung Mulya Lubis, Rabu (8/12).
Deddy yang dimaksudnya adalah M Deddy Julianto, salah seorang anggota Dewan Pembina Maarif Institute. Deddy sendiri hadir dalam jumpa pers itu dan menyebutkan, apartemen itu dibelinya pada Oktober 2008. "Saya beli Rp 475 juta. Harganya bukan Rp 2 miliar seperti yang dituliskan itu," ujarnya.
Sebelumnya, Syafii Maarif dituding menerima apartemen mewah berharga Rp 2 miliar. Kabar itu sendiri dihembuskan oleh Majalah Suara Islam dalam tulisan berjudul Multi Accident Award. Pemberiaan ini, menurut Suara Islam, untuk membungkam Syafii yang sering bersuara kritis soal insiden Lumpur Lapindo. Tulisan yang dibuat oleh Jaka Setiawan ini sendiri diterbitkan dalam edisi 19 November-3 Desember 2010.
Menurut Deddy, dirinya memaksa Buya, panggilan untuk Syafii, menempati apartemen itu jika sedang berada di Jakarta. "Karena Buuya itu adalah sasaran tembak, kalau tinggal di hotel saya takutkan adanya fitnah," ujarnya kepada wartawan.
Awalnya, kata Deddy, Buya menolak." Tapi tak paksa" kata Deddy. Karena itu, Deddy mengaku terkejut mendengar berita ini.
Deddy mengaku kenal Buya sejak 15 tahun lalu. Keduanya, kini sama-sama menyuarakan soal semburan lumpur Lapindo. "Saya dan buya adalah anggota Presidiun Gerakan Tutup Lumpur Lapindo. Kami selalu kritis," tuturnya.
Karena itu, menurutnya pemberitaan di Majalah Suara Islam itu dianggapnya tidak beralasan dan bohong belaka.
Febriyan