Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ical Minta Lima Media Minta Maaf  

image-gnews
Aburizal Bakrie. TEMPO/ Tony Hartawan
Aburizal Bakrie. TEMPO/ Tony Hartawan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Pengusaha Aburizal Bakrie menuntut lima media minta maaf terkait pemberitaan yang menyebutnya bertemu Gayus Tambunan di Bali. "Itu berita bohong, Pak Ical merasa dirugikan," kata pengacaranya, Aji Wijaya, Rabu (24/11).

Siang tadi Aji mengadu ke Dewan Pers. Media yang diadukan adalah Kompas, SCTV dalam hal ini Liputan 6 dan Liputan6.com, Media Indonesia juga Media Indonesia.com, Metro TV berikut situsnya, dan Detik.com. Menurut Aji, berita itu dimulai oleh Kompas edisi Jumat 12 November 2010. Berita mengutip sumber media itu yang menyebut Aburizal bertemu Gayus di Bali. "Diteruskan oleh media lain," ujarnya.

Aji mengatakan hampir semua media menyiarkan berita serupa. "Tapi yang kebohongannya paling besar, lima media itu," katanya. Media lain disebutnya tidak menuduh Aburizal karena menggunakan kata "diduga".

Ketua Dewan Pers Bagir Manan menerima laporan tersebut dan menyatakan akan memanggil lima media dan Aburizal. "Waktunya belum dijadwalkan, mereka masih pelajari laporan kami," kata Aji.

Dia mengatakan Aburizal telah menempuh mekanisme hak jawab, berupa wawancara yang membantah pertemuan tersebut. Bantahan, dia melanjutkan, juga dilansir Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo, Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, dan Pengacara Gayus, Adnan Buyung Nasution. "Sekalipun ada bantahan, tidak berarti berita bohong itu jadi benar," ujar Aji.

Aji juga akan melaporkan SCTV dan Metro TV ke Komisi Penyiaran Indonesia. "Kami sedang susun formatnya," katanya. Laporan juga mungkin akan dilakukan ke kepolisian. "Kami masih pelajari fakta-faktanya, jangan sampai malah dilaporkan balik sebagai pencemaran nama baik," katanya.

Tadi malam, Aburizal menyebut pemberitaan itu sebagai pembunuhan karakter. "Kita tahu media mempunyai 'pedang' yang sangat tajam," katanya di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. "Pembunuhan karakter sama beratnya dengan pembunuhan yang dilakukan dengan tangan dengan pisau atau peluru."

REZA M

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Warung Daun, Jakarta, 5 November 2016. Tempo/Vindry Florentin
Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.


Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Hary Tanoesoedibjo. TEMPO/Imam Sukamto
Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.


Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Dewan Pers. Foto: dewanpers.or.id
Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.


Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, menggelar acara buka bersama di kediamannya, Cikeas, Bogor, 10 Juni 2016. Isu Ekonomi dan Hukum menjadi bahasan SBY pada acara ini. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.


Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Yosep Stanley Adi Setyo dari Dewan Pers, memberikan pemaparan dalam acara diskusi ruang tengah yang membahas
Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."


Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pres terkait proses sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI di Istana Negara, Jakarta, 15 Desember 2015. Jokowi menyampaikan jika dirinya terus mengikuti sidang etik Ketua DPR Setya Novanto di MKD. TEMPO/Aditia Noviansyah
Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.


Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?


Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Bagir Manan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.


Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Ilustrasi: TEMPO/Machfoed Gembong
Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.


Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli dalam Rapat Kerja Pansus Pelindo II di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 29 Oktober 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.