Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saya Selalu Diingatkan oleh Makhluk Gaib

image-gnews
Ponimin (kiri), Calon Pengganti Mbah Maridjan Sebagai Juru Kunci Gunung Merapi (Photo: Heru CN / TEMPO)
Ponimin (kiri), Calon Pengganti Mbah Maridjan Sebagai Juru Kunci Gunung Merapi (Photo: Heru CN / TEMPO)
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Nama Ponimin tiba-tiba kondang. Ia dan keluarganya selamat dari muntahan awan panas alias wedhus gembel yang menghajar Dusun Kinahrejo. Letaknya tak begitu jauh dengan rumah Mbah Maridjan yang ditemukan tewas dihajar wedhus gembel.

Tak hanya itu, dua hari setelah peristiwa itu saat Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, istri Sultan Hamengkubuwono X menengoknya di rumah pengungsiannya di Dusun Ngenthak, Kelurahan Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Kamis (28/10) siang, ia diminta untuk menjaga Gunung Merapi.

“Kowe saiki sing tunggu Merapi (kamu sekarang yang menunggu Merapi),” kata Hemas saat itu. Ponimin tak langsung menyanggupinya.

Tiga kali Merapi meletus, ia selalu selamat dari amuk wedhus gembel. Katanya, setiap kali Merapi mau meletus ia selalu diingatkan makhluk gaib. Bagaimana kisah Ponimin selama ini? Berikut wawancara Tempo dengan Ponimin di rumah pengungsiannya, Jumat (29/10).

Tanya: Anda bersediakah menerima tawaran Keraton untuk menggantikan Mbah Maridjan?
Jawab: Sampai saat ini saya belum bisa menjawab. Pada minggu-minggu ini keinginan saya adalah bagaimana bisa membuat gubug (rumah) untuk bisa ditinggali bersama keluarga.

Saya akan salat istikharah dulu. Jika Allah mengizinkan, saya bersedia. Namun, itu juga tergantung isteri saya. Jika isteri saya mengizinkan, saya bersedia. Sebaliknya, jika isteri saya melarang, saya tidak akan mau menerima tanggung jawab itu.

Tanya: Sejak kapan sih Anda menjadi Abdi Dalem?
Jawab: Sejak 2001. Saya mendapat gelar Suraksa Ponihardja dengan pangkat jajar (pangkat terendah). Sebelumnya, belum pernah ada keluarga saya yang menjadi Abdi Dalem. Karena ada konflik, pada 2006 saya keluar.

Tanya: Sebenarnya tugas utama sebagai juru kunci Merapi itu apa?
Jawab: Ya menjaga Merapi. Selain itu, juga melaksanakan perintah keraton. Maksudnya, melaksanakan kewajiban untuk melakukan upacara-upacara adat di Gunung Merapi setiap tahunnya sesuai perintah keraton.

Tanya: Pengalaman Anda pada waktu Merapi meletus tahun-tahun sebelumnya bagaimana?
Jawab: Mulai letusan Merapi tahun 1997 sampai letusan tahun 2006, saya biasanya selalu diingatkan oleh makhluk gaib.

Makhluk itu biasanya selalu memberi petunjuk. Jika ingin selamat dari amukan Merapi harus membuat syarat tertentu. Misalnya menggantungkan kupat luwar yang dilengkapi rajah Arab dan uang logam Rp 100 bergambar gunung dan kemudian digantung di pintu atau ruangan di dalam rumah.

Seminggu sebelum Merapi meletus Selasa (26/10/2010) saya juga ditemui makhluk gaib yang mengatakan butuh rabuk (pupuk) manusia dalam jumlah banyak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tanya: Siapa makhluk itu?
Jawab: Saya tidak perlu sebut namanya. Yang jelas, selalu ganti-ganti.

Tanya: Lalu, bagaimana Anda dan keluarga bisa selamat?
Jawab: Sekitar pukul 17.00 saya sedang duduk bersama isteri di ruang tengah. Ada urusan bisnis gergajian kayu yang harus diselesaikan.

Saya menyerahkan uang Rp 15 juta kepada isteri saya untuk membayar utang bisnis gergajian kayu. Sisanya, Rp 10 juta, baru mau saya masukkan ke tas. Tapi tiba-tiba terdengar suara sirine. Saya pergi ke kebun untuk mencari daun awar-awar dan daun dadap serep. Dua jenis daun ini biasa saya gunakan untuk syarat meminta selamat.

Sementara isteri saya justru ke halaman, duduk dan membaca ayat suci Al Quran. Saat saya kembali dari kebun, isteri saya sudah lari masuk rumah. Saya dan anak-anak juga lari masuk rumah bersamaan dengan datangnya awan panas. Kami berlindung di balik rukuh (mukena) isteri saya. Udara di sekeliling saya panas. Genting rumah beterbangan. Kaca-laca jendela pecah berantakan.

Saya minta tolong lewat telepon, namun tak ada yang mau menolong. Bahkan ada yang menjawab, "Sudahlah, pasarah saja." Saya lalu kelepasan mengumpat. Makanya kaki saya melepuh terkena awan panas.

Setelah awan panas reda, kami berusaha keluar rumah. Mobil di halaman ternyata masih utuh. Padahal tiga motor di dekatnya luluh. Kami bermaksud pergi dari rumah dengan mobil. Namun baru beberapa saat jalan, ban mobil meleleh karena panas.

Kami kembali masuk rumah. Kami kemudian mengumpulkan bantal dan sajadah. Ada tujuh bantal dan satu sajadah. Benda-benda itulah yang kemudian kami gunakan sebagai jembatan estafet keluar dari rumah, menjauh dari bekas-bekas awan panas. Setelah berjalan estafet cukup jauh, tiba-tiba ada Pak Tris (tetangganya) yang kemudian menolong kami. Kami dibawa ke rumah sakit Panti Nugroho.

Tanya: Apakah Merapi masih akan meletus lagi?
Jawab: Saya tidak berani meramalkan. Yang jelas, dalam minggu-minggu ini masih sangat rawan. Saya sedih.

HERU CN

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Perkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa

31 Desember 2022

Ketel uap Ruston Proctor & Co berdiri di depan pabrik Perkebunan PT Glenmore di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu 31 Desember 2022. Mesin uap asal Inggris ini saksi bisu kejayaan pabrik  yang didirikan oleh pengusaha asal Skotlandia, Ros Taylor pada 1920. TEMPO/ Diananta Putra Sumedi
Perkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa

Perkebunan Glenmore tempat mereka bekerja itu berada di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.


Beji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung

22 Desember 2022

Kawasan Beji Antaboga di Banyuwangi. Dok. pgi.or.id
Beji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung

Beji Antaboga dapat ditempuh dua jam perjalanan dari pusat Kota Banyuwangi.


Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya

29 Juli 2022

Visual Gunung Raung pada Jumat, 29 Juli 2022, Pukul 06.00 WIB. Badan Geologi menaikkan status gunung di Jawa Timur ini dari Normal menjadi Waspada. (Dokumentasi Badan Geologi)
Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya

Badan Geologi akhirnya menaikkan status aktivitas Gunung Raung di Jawa Timur dari Normal menjadi Waspada hari ini, Jumat 29 Juli 2022.


Berstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi

28 Juli 2022

Gambar Gunung Raung diambil Kamis, 28 Juli 2022, pukul 05.23 WIB. Gunung tersebut sempat erupsi tiba-tiba pada Rabu, 27 Juli 2022, pukul 17.19 WIB menghasilkan kolom abu setinggi 1.500 meter dari kawah gunung tersebut. (Magma Indonesia/PVMBG).
Berstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi

Erupsi Gunung Raung bukan disebabkan aktivitas pergerakan magma.


5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang

13 Juni 2022

Atlet paralayang dari Puncak Lawang, Sumatera Barat, Putri bersiap meluncur di Bukit Gendang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Minggu, 28 November 2021. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang

Lima destinasi wisata alam ini sering menjadi lokasi olahraga paralayang. Di mana saja?


Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak

10 Agustus 2021

Gunung Raung yang terletak di antara Banyuwangi, Jember dan Bondowoso, erupsi dan abu vulkanik dirasakan sejumlah wilayah di Banyuwangi. Minggu, 7 Februari 2021. ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi
Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak

Gunung Raung alias Rawon merupakan gunung api strato berkaldera setinggi 3.332 meter dari permukaan laut.


Destinasi Wisata Religi di Gunung Raung dan Kisah Erupsi Dahsyatnya

14 Maret 2021

Petani mencangkul di sawah dengan latar belakang Gunung Raung (kanan), dan Gunung Suket (kiri), terlihat dari Desa Pakisan, Tlogosari, Bondowoso, Jawa Timur, Ahad, 24 Januari 2021. Suara gemuruh di gunung ini sempat dikaitkan dengan dentuman misterius yang terdengar di Malang pada Selasa malam hingga Rabu dinihari. ANTARA/Seno
Destinasi Wisata Religi di Gunung Raung dan Kisah Erupsi Dahsyatnya

Gunung Raung menjadi salah satu destinasi wisata yang juga ramai didatangi para penikmat wisata alam. Gunung ini mengalami erupsi pertama pada 1586.


Hari Ini, Gunung Semeru Erupsi 57 Kali dan Gunung Raung Masih Berasap

9 Maret 2021

Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar terlihat dari Desa Oro Oro Ombo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu, 17 Januari 2021. Gunung Semeru kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sejauh 4,5 kilometer pada 16 Januari dan warga di sekitar gunung tersebut  diiimbau agar waspada akan potensi bencana yang ditimbulkan. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Hari Ini, Gunung Semeru Erupsi 57 Kali dan Gunung Raung Masih Berasap

Pos Pengamatan Gunung Semeru memantau setidaknya ada 57 kali letusan atau erupsi pada Selasa, 8 Maret 2021.


Usai Sepekan Ditutup, Bandara Banyuwangi Kembali Dibuka

15 Februari 2021

Pilot bersama pemangku kebijakan Bandara memberikan penjelasan kepada calon penumpang di Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, Senin, 8 Februari 2021. Aktivitas penerbangan Bandara Banyuwangi kembali ditutup pada pukul 08.00 WIB karena dampak sebaran abu vulkanik Gunung Raung, setelah sebelumnya sempat dibuka. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Usai Sepekan Ditutup, Bandara Banyuwangi Kembali Dibuka

Bandara Banyuwangi, Jawa Timur, kembali dibuka untuk rute penerbangan pada Minggu mulai pukul 06:00 WIB


Semburan Abu Gunung Raung Berkurang, Erupsi Diperkirakan Telah Usai

14 Februari 2021

Gunung Raung yang terletak di antara Banyuwangi, Jember dan Bondowoso, erupsi dan abu vulkanik dirasakan sejumlah wilayah di Banyuwangi. Minggu, 7 Februari 2021. ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi
Semburan Abu Gunung Raung Berkurang, Erupsi Diperkirakan Telah Usai

Semburan abu vulkanik Gunung Raung teramati mulai berkurang atau tidak lagi ke luar secara terus menerus dalam dua hari terakhir ini.