Selain memukuli peserta aksi, kelompok penyerang juga menyerang kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Cianjur (YLBHC). Mereka memukuli beberapa aktivis YLBHC serta merusak kantor dan perlengkapan YLBHC.
Adi Supriadi, Koordinator Aksi Sunda Edan, mengaku tidak paham dengan penyerangan yang dilakukan terhadap aksi mereka. Aksi yang dilakukan di Bundaran Tugu Ngaos Mamaos Maenpo Cianjur ini, kata Adi, merupakan aksi peringatan Hari Sumpah Pemuda.
"Saya tidak mengerti kenapa jadi sasaran pemukulan dan penyerangan? Apa salah kami?" ujar Adi di Cianjur, Kamis (28/10).
Adi dan beberapa mahasiswa menjadi sasaran pemukulan. Aksi pemukulan dilakukan di depan Pos Polisi sehingga aparat langsung mengamankan para peserta aksi yang menjadi korban pemukulan.
Tak puas dengan itu, kelompok penyerang menggeruduk ke kantor YLBHC, sekitar 1 kilometer dari lokasi aksi. "Mereka mencari para aktivis yang melakukan aksi, tapi mereka juga melakukan pengrusakan kantor kami," kata Ketua YLBHC, Oden Muharram Djunaedi.
Oden mengaku telah melaporkan aksi penyerangan terhadap kantor YLBHC ke polisi. Menurut Oden, dia tidak terima dengan aksi penyerangan tersebut. "Ini bentuk intimidasi yang dilakukan terhadap lembaga, bukan lagi persoalan individu," tutur Oden, menyesalkan.
Sementara itu, Endang Oki, Humas Sundawani Cianjur, mengatakan, peristiwa kekerasan tersebut terjadi lantaran ada ketersinggungan. Menurut dia, beberapa anggota Sundawani merasa tersinggung dengan aksi yang menamakan diri Sunda Edan.
"Sebagai orang Sunda kami tersinggung dengan aksi mereka yang menamakan diri Sunda Edan. Itu bentuk penghinaan terhadap etnis Sunda," kata Endang melalui telepon, Kamis (28/10).
Endang menambahkan, ketersinggungan juga terjadi karena para aktivis melakukan aksi dengan menggunakan atribut kaos bertuliskan Sunda Edan dan Bujang Bangkawarah. "Mereka juga mencabuti bendera dan atribut milik kami," imbuh Endang.
DEDEN ABDUL AZIS