Bayi pasangan suami isteri Edi dan Samiwati, warga Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo itu, masuk RSUD dr Soebandi Selasa sore (19/10). Saat itu kondisinya sudah dalam keadaan kritis. "Dia meninggal akibat komplikasi gizi buruk marasmics kwashiorkor atau kekurangan protein dan kalori dan tumor ganas yang menyerang hati dan paru-parunya," kata Humas RSUD dr Soebandi Judi Nugroho, Kamis siang ini.
Menurut Judi, sejak masuk rumah sakit tim dokter dan perawat sudah berupaya menyelamtakannya. Namun jiwa bayi tersebut tidak bisa tertolong akibat infeksi berat yang sudah menjalar di sekujur tubuh.
Kedua orang tua bayi Yofan nampak sedih. "Ini sudah takdir," tutur Edi, sang ayah. Sebelum meninggal, kata Edi, Yofan yang lahir 9 Maret 2007 itu sempat dirawat di RSUD dr Soebandi selama sepekan. Namun karena merasa biaya yang harus ditanggung terlalu berat, Yofan dibawa pulang ke rumah. Uang hasil penjualan seekor sapid an sebuah sepeda motor telah habis.
Keluarga Edi tidak bisa mendapatkan fasilitas perawatan kesehatan gratis. Nama mereka tidak terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dibiayai pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), juga tidak masuk daftar program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang dibiayai secara sharing melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Jember.
Mendapat laporan tentang nasib yang diderita Yofan, serta kendala biaya kedua orang tuanya, sejumlah anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jember menyatakan simpati, dan membantu Yofan kembali ke RSUD dr Soebandi untuk dirawat.
Komisi D membidangi masalah kesehatan, pendidikan, serta kesejahteraan rakyat. ”Kami siap menanggung biayanya. Teman-teman siap urunan,” kata Sekretaris Komisi D dr. Yuli Dwianto. Namun, Yang Maha Kuasa berkehendak lain. MAHBUB DJUNAIDY.