TEMPO Interaktif, Cirebon - Rencana kedatangan kapal Greenpeace, Rainbow Warrior di Cirebon ditolak oleh massa yang menyebut dirinya Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia. Mereka berunjuk rasa di depan gedung DPRD dan kantor Bupati Cirebon hari ini.
"Kami menolak merapatnya kapal Greenpeace, Rainbow Warrior di Cirebon ini," kata Ketua Distrik GMBI, Agus Zaenuddin.
Penolakan tersebut dikarenakan kedatangan kapal bersama awaknya tersebut menurut Zaenuddin merupakan salah satu bentuk intervensi asing terhadap Indonesia. "Kedatangan mereka bersama rencana kegiatan yang hendak dilakukan berpotensi mengancam kedaulatan negeri ini," kata Zaenuddin.
Puluhan massa tersebut diterima oleh Sekda Kabupaten Cirebon, Nur Riyaman Novianto. "Kami mengerti aspirasi mereka," katanya. Namun menurut Nur Riyaman mereka tidak berhak untuk menolak kedatangan aktivis Greenpeace jika memang pemerintah pusat sudah mengizinkan mereka untuk bisa merapatkan kapalnya di Pelabuhan Cirebon. Sehingga menurut Nur Riyaman semua tergantung izin dari pemerintah pusat.
Selain mendatangi Kantor Bupati Cirebon, puluhan massa ini pun mendatangi Keraton Kanoman. Mereka meminta kepada pihak keraton untuk menolak kedatangan aktivis Greenpeace yang rencananya akan berkunjung pula ke Keraton Kanoman. "Pihak keraton harus mewaspadai terhadap ancaman penjajahan budaya yang berencana mengubah fungsi keraton sebagai sentra budaya menjadi sentra agen kapitalis," kata Agus.
Namun Sekretaris Sultan Kanoman XII yang juga adik kandungnya, Ratu Raja Arimbi, menjelaskan hingga kini pihaknya belum mendapatkan informasi apa pun terkait rencana kedatangan aktivis Greenpeace ke Keraton Kanoman. "Tapi kalau pun mereka datang, kami tidak bisa menolak kedatangan tamu," katanya.
IVANSYAH