TEMPO Interaktif, Jakarta - Hingga Kamis siang jumlah korban meninggal akibat banjir bandang di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Senin (4/1), telah mencapai 88 tewas, dan 837 luka-luka.
Dalam rilisnya, Jaringan Sosial dan Lingkungan Tanah Papua menyebutkan jumlah tewas kemungkinan akan terus bertambah. “Kita perkirakan jumlah itu akan terus bertambah, ini data terakhir yang kita dapat,” kata Pitsaw Amafnini, Koordinator Jasoil Tanah Papua.
Sementara itu, ribuan dokumen berharga dan arsip daerah di Wasior juga hilang terbawa banjir. Dokumen tersebut di antaranya berupa kontrak kerja sama pemerintah daerah dan data pendidikan wilayah itu.
Silas Kapissa, Kepala Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Teluk Wondama, mengatakan ribuan dokumen itu tidak memiliki salinan sehingga dipastikan pemerintah akan kesulitan mengembalikannya.
“Dokumen yang penting seperti kontrak kerja sama, data pendidikan, data kependudukan dan banyak lagi hilang, kita harus menata itu kembali dengan kerja keras,” kata Silas, Kamis (7/10).
Baca Juga:
Silas mengatakan korban bencana banjir masih menempati tenda-tenda darurat yang didirikan. Korban saat ini kesulitan mendapat air bersih untuk MCK. “Kami juga butuh bahan bakar minyak untuk penerangan disini, juga alat berat untuk membersihkan sisa-sisa puing reruntuhan.”
Terkait jumlah kerugian rusaknya bangunan dan perumahan di Wasior, Silas menambahkan mencapai hingga ratusan miliar rupiah. “Perkiraannya memang begitu, hanya saja belum ada perhitungannya sampai saat ini.”
JERRY OMONA