TEMPO Interaktif, Kupang - Seorang Ibu dan tiga orang anaknya memutuskan kembali ke tanah kelahirannya (repatriasi) ke tanah kelahirannya di Bairupite, Dili, Timor Leste setelah ditinggal suaminya yang menikah lagi 4 tahun lalu.
Mereka kembali ke Timor Leste difasilitasi sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap Warga Eks Tim-tim, CIS Timor melalui pos Lintas Batas Mota'ain, Sabtu (2/10). Keluarga yang melakukan repatriasi ini adalah Clara Ximenes, 33 tahun, Glermi Samuel Rupilu, 11 tahun, Librato Stevens Rupilu, 8 tahun dan Fransiska Rupilu, 5 tahun.
Clara Ximenes mengatakan, keluarganya memutuskan kembali ke Timor Leste untuk mencari kehidupan yang lebih baik terutama terkait masa depan anak-anaknya yang telah ditinggalkan ayah mereka sejak tahun 2006. "Sejak ditinggal suami yang menikah lagi pada tahun 2006 di Ambon, saya harus menghidupi anak-anak sendirian sebagai pelayan gereja di Kupang," katanya.
Dia mengaku tidak tega dengan masa depan anak-anaknya, sehingga memutuskan untuk kembali ke Timor Leste karena masih banyak keluarga di Timor Leste yang bersedia membantu.
Menurut dia, keinginannya untuk pulang sudah ada sejak Agustus 2009, namun baru tercapai, karena berbagai alasan. Kisah Clara berada di P[rovinsi Nusa Tenggara Timur berawal dari ekses jajak pendapat Timor Timur pada tahun 1999.
Saat itu, ia bersama suaminya melarikan diri ke Ambon, namun sejak tahun 2004 saat suaminya menikah lagi, ia pindah ke Kupang, NTT, dan menjadi pelayanan di salah satu gereja di Keluarahan Pasir Panjang, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. "Saya bekerja di salah satu gereja sejak tahun 2004 di Kota Kupang," katanya.
Koordinator CIS Timor Atambua, Deonato Moreira mengatakan, pihaknya bersama dengan grupo servisu ba repatriasaun (LSM yang bekerja untuk repatriasi di Timor Leste) akan terus berupaya membantu dan memfasilitasi warga Eks Tim-tim yang akan kembali secara sukarela ke Timor Leste.
"Kami akan terus membantu warga eks Timtim yang ingin kembali ke negaranya," katanya.
YOHANES SEO