TEMPO Interaktif, Pamekasan - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, meminta sekolah yang kekurangan siswa yang tersebar di 13 kecamatan ditutup atau di-regrouping dengan sekolah terdekat.
Wakil Ketua DPRD Pamekasan Khairul Kalam menilai penutupan dan penggabungan dua sekolah menjadi satu penting demi efesiensi anggaran pendidikan. "Ada SD di Kecamatan larangan jumlah siswanya hanya 35 orang, di pademawu ada dua sekolah tapi satu halaman, " katanya kepada Tempo, Ahad (26/9).
Menurut dia, siswa minim banyak ditemukan di tingkat sekolah dasar. Secara tidak langsung, Khairul menilai kondisi tersebut memberi andil mundurnya pendidikan di Pamekasan. "Persaiangan sekolah dalam merekrut siswa jadi tidak sehat," paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pamekasan Achmat Hidayat mengakui adanya sekolah yang siswanya di bawah 60 orang. Dia mengatakan sejak januari 2010 lalu, pihaknya telah meregrouping 40 sekolah dasar.
Akibat penggabungan itu, Hidayat melanjutkan, ada empat sekolah yang harus ditutup antara lain di Kecamatan Larangan, Kota, Batu Marmar dan Kadur. Tindakan itu, kata dia, sudah mendapat persetujuan kepala daerah. "Siswa yang sekolahnya sedikit digabung ke sekolah terdekat yang siswa lebih banyak," ungkapnya.
Hidayat menambahkan, perampingan sekolah ini berdampak pada sejumlah kepala sekolah. Namun dia memastikan kepala sekolah yang sekolah ditutup atau terkena perampingan dipindah ke sekolah yang belum memiliki kepala sekolah tetap. "Tidak ada pihak yang dirugikan, penempatan guru dan kepala sekolah adil," pungkasnya.
MUSTHOFA BISRI