TEMPO Interaktif, Bandung - Memasuki usianya yang ke 200 tahun pada 25 September mendatang, Bandung menurut Badan Pusat Statistik adalah kota terpadat di Jawa Barat. Kemacetan juga sudah jadi pemandangan sehari-hari di kota yang dikenal sebagai Paris Van Java ini.
Gubernur Ahmad Heryawan pun mengusulkan pengembangan kota Bandung. "Sudah ngobrol-ngobrol dengan pakar, dengan dunia usaha, dengan berbagai kalangan, termasuk sudah dirapatkan dengan presiden rencana membuat kawasan yang digunakan untuk memecah kepadatan Bandung secara kependudukan dan perekonomian, supaya Bandung tetap indah,” katanya di Bandung, Rabu (22/9).
Kawasan baru yang digagasnya itu bukan berupa kawasan penyangga atau kawasan yang punya pemerintahannya sendiri. Pengembangan kawasan baru yang disebutnya Bandung II itu dimaksudkan untuk memecah pusat perekonomian dan kepadatan Kota Bandung. “Ilmu planologi menyatakan, jika satu kota sudah padat dan dibiarkan maka akan muncul kepadatan yang berakibat pada kekumuhan dan lain-lain,” kata Heryawan.
Kawasan yang dibidiknya itu berada lahan milik PT Perkebunan Nusantara VIII di Ciwalini Bandung Barat. Lahan seluas 3 ribu hektare itu diincarnya untuk dibangun kawasan baru yang bakal menjadi Bandung II. Untuk menuju lokasi itu tinggal membuka pintu tol di Kilometer 106 Jalan Tol Padalarang-Cileunyi. ”Hampir MoU dengan PTPN VIII,” kata Heryawan.
Heryawan mengatakan, alasan mengembangkan gagasan itu, untuk mengantisipasi laju peningkatan kepadatan penduduk di Kota Bandung. ”Yang membuat keindahan Bandung terganggu itu kan masalah kepadatan penduduk, oleh karenanya kita punya gagasan membuat kawasan lain yang boleh jadi Bandung II namanya,” katanya.
Soal kapan realisasinya, Heryawan menyebutkan pada 2017 nanti. ”Kami berpikir murni untuk menyelesaikan masalah, kalau nanti berkembang jadi kota yang membutuhkan pemerintahan sendiri, itu belakangan, ini gagasan untuk mengembangkan yang sudah ada,” kata Heryawan.
AHMAD FIKRI