"Kami meminta Pemda setempat dan DPRD mendorong proses ini," ujarnya via pesan elektroniknya hari ini. Pihak Kontras mengatakan sangat menyesalkan terjadinya peristiwa ini, dan meminta pihak yang bertikai, terutama aparat kepolisian, menahan diri dan lebih mengedepankan dialog untuk menyelesaikan permasalahan.
"Kami juga meminta pada Kapolda Sulawesi Tengah untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh dengan melibatkan Komnas HAM untuk menemukan fakta atas dugaan pelanggaran HAM yang terjadi," tambahnya.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, siang ini Buol kembali memanas. Tidak kurang 500 warga dari menyerang Kantor Polsek Biau yang terletak di Kelurahan Kali. Namun warga tidak bisa merangsek masuk kantor polisi karena bangunan itu telah dijaga aparat TNI.
Sementara itu warga masih melakukan aksi lempar batu di Polsek Biau dan melakukan sweeping terhadap polisi yang ada di kota Buol. Ini merupakan kelanjutan dari bentrokan yang terjadi malam sebelumnya, yang menyebabkan enam dari 17 korban luka tembak di Buol tewas.
Peristiwa ini muncul karena kematian seorang tukang ojek bernama Kasmir Timumun, 19 tahun, dalam tahanan Polsek Biau, Kabupaten Buol. Pihak keluarga menduga bahwa Kasmir yang ditahan setelah mengalami kecelakaan dengan anggota Polres Buol, meninggal dengan cara tidak wajar.
Pihak keluarga menemukan lebam di beberapa bagian tubuh korban, bekas jeratan di leher, serta sumpalan kertas di mulut Kasmir yang mencapai tenggorokan.
RATNANING ASIH