TEMPO Interaktif, Makassar - Sampai Juni 2010, Bank Sulawesi Selatan telah menyalurkan kredit produktif Rp 1,4 triliun, terbesar di sektor perdagangan, pertanian, jasa dan Konstruksi, serta industri. Pertumbuhannya mencapai 39 persen dari target 30 persen.
“Ini pertumbuhan kredit yang paling menggembirakan selama kurun 10 tahun terakhir. Komitmen kami sesuai dengan program kerja untuk memberdayakan sektor produktif,” kata Ellong Tjandra, Direktur Utama Bank Sulawesi Selatan di sela peresmian Kantor Kas Antang, Jum’at pagi.
Peresmian tersebut dihadiri pejabat dan manajer Bank Sulsel, Profesor Halide, Ketua Dewan Pembina dan Pengawas Penyelenggara Bank Syariah, dan nasabah pegawai negeri sipil yang berdomisili di kawasan Antang.
Penyaluran kredit produktif sektor perdagangan, katanya, mencapai Rp950 miliar, pertanian Rp170 miliar, jasa dan kontstruksi Rp190 miliar, serta industri menyerap sekitar Rp90 miliar. "Sektor produktif yang terlayani merupakan kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah," katanya.
Meski sektor pertanian menerima kredit urutan ketiga, ucapnya, tapi menjadi program utama bank pelat merah ini. Ada lima komoditi unggulan yang menjadi fokus penerima kredit, yakni padi, jagung, rumput laut, kakao, dan tambak.
“Komitmen melayani sektor pertanian dibuktikan dengan meningkatnya penabung Tabungan Petani,” ungkapnya.
Dikatakan, hingga Juni total kredit yang tersalurkan mencapai Rp3,8 triliun, tumbuh 10, 93 persen dari Juni 2009 yang hanya Rp3,4 triliun. Dari total kredit, 70 persen tersalurkan di sektor konsumtif, dimana 90 persen dinimati Pegawai Negeri Sipil.
“Makin banyak jaringan maka makin banyak nasabah terjaring. Kawasan padat penduduk banyak dihuni Pegawai Negeri Sipil,” tuturnya.
Andi Muh Rahmat, Direktur Pemasaran menjelaskan, tidak ada perbedaan porsi penerimaan kredit produktif. Hanya saja sektor perdagangan, pertanian, dan jasa kontruksi yang paling banyak mengajukan permohonan.
Untuk mempercepat penyaluran kredit, kata Rahmat, Bank Sulsel terus menambah pembukaan kantor cabang dan kantor kas. Kawasan padat perumahan dan usaha mikro yang menjadi sasaran pembukaan kantor. Alasannya, banyak Pegawai Negeri Sipil dan pengusaha mikro yang beraktivitas di kawasan padat penduduk. Pembukaan kantor akan memiliki wewenang yang sama dengan kantor pusat dalam melayani penyaluran kredit.
Zainal Abdi, Manajer Devisi Kredit mengatakan, pembukaan kantor cabang dan kantor kas untuk mempermudah penyaluran kredit. Hingga Juni ini, Bank Sulsel yang juga beroperasi di Sulawesi Barat telah memiliki 27 kantor cabang, tiga kantor cabang utama, tiga kantor cabang pembantu, dan tiga kantor cabang syariah.
Sementara itu sudah ada 29 kantor kas dan akan menjadi 30 kantor dengan rencana pembukaan kantor kas Talasalapang pekan depan. Untuk pelayanan pembayaran, kata Zainal, dioperasikan dua payment point dan 35 Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
Saat ini Bank Sulsel telah membukukan total aset Rp6,3 triliun pada posisi Juni 2010. Aset meningkat 19,03 persen dari Juni 2009 sebesar Rp5,1 triliun. Dana pihak ketiga pada Juni 2010 sebesar Rp4,3 triliun atau meningkat 13,29 persen dari periode sama 2009 sebesar Rp3,7 triliun.
Sementara posisi laba rugi Juni 2010 merangkak hingga Rp188,9 miliar. Bila dibandingkan Juni 2009, maka pertumbuhannya sekitar 17,11 persen dari Rp156,5 miliar.
(SULFAEDAR PAY)