Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rusuh, Puluhan Warga Madura Bekas Kerusahan Sampit Diusir  

image-gnews
Evakuasi pengungsi suku Madura saat kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengahp pada 2 Maret 2001. TEMPO/Bambang Kartika Wijaya
Evakuasi pengungsi suku Madura saat kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengahp pada 2 Maret 2001. TEMPO/Bambang Kartika Wijaya
Iklan

TEMPO Interaktif, Banjarmasin - Puluhan warga Madura eks kerusuhan Sampit di Kalimantan Tengah, diusir warga Kampung Baru, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Pengusiran warga Madura ini menyusul terjadi berbagai kasus tindak penganiyaan dan gesekan sosial yang terjadi selama ini antara bekas pengungsi Sampit dengan warga asli di kawasan Kampung Baru. Puncaknya pada Jumat (16/7) sore terjadi perusakan rumah warga Madura oleh ratusan penduduk asli.

Akibat tidakan warga asli, warga Madura terpaksa lari meninggalkan kawasan Kampung Baru, dan Sabtu (17/7) ini puluhan warga Madura tersebut dievakuasi ke Markas Kepolisian Resor Banjarbaru untuk pengamanan dari amuk warga. ”Ke 22 warga Madura eks Sampit, di bawah perlindungan kita,” kata Kapolsek Cempaka Ajun Komisaris Pardia kepada Tempo, Sabtu (17/7), seusai pertemuan dengan tokoh masyarakat Cempaka.

Namun kemana puluhan warga Madura itu akan dipindahkan, Pardia mengaku masih menunggu koordinasi kepala Polresta dan wali kota Banjarabaru. Keterangan yang dihimpun Tempo, puluhan warga Madura eks Sampit tersebut sulit untuk dipulangan ke Madura karena mereka mengaku tak punya lagi sanak saudara di Madura. Sedangkan untuk kembali ke Sampit tidak memungkinan, pascakerusuhan etnis di Kalimantan Tengah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan pantuan hari ini, di lokasi terjadinya aksi massa sedikitnya ada tujuh rumah warga eks Madura yang dihancur massa. Lokasi kejadian kini telah diamankan aparat kepolisian dengan garis polisi.

Suasana kecurigaan akan tamu yang datang juga masih terlihat di Kampung Baru, karena diduga mereka takut akan adanya serangan balasan. Sementara anggota kepolisian berbaju preman terlihat melakukan pemantauan di bekas lokasi terjadinya perusakan.

Khaidir Rahman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

39 hari lalu

Evakuasi pengungsi suku Madura saat kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengahp pada 2 Maret 2001. TEMPO/Bambang Kartika Wijaya
Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

Apa pemicu kerusuhan Sampit? Kondisi ekonomi yang sulit dan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya memperburuk ketegangan antara kedua komunitas


Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

39 hari lalu

Evakuasi pengungsi suku Madura saat kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengahp pada 2 Maret 2001. TEMPO/Bambang Kartika Wijaya
Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

Kerusuhan Sampit ini menyebabkan lebih dari 500 orang meninggal dengan lebih dari 100.000 penduduk Madura kehilangan tempat tinggal di Kalimantan.


UGM: Ibu Kota Baru Jangan Rawan Konflik Penduduk Asli-Pendatang

8 Mei 2019

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri) memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 29 April 2019. Ratas itu membahas tindak lanjut rencana pemindahan ibu kota. ANTARA
UGM: Ibu Kota Baru Jangan Rawan Konflik Penduduk Asli-Pendatang

Sejumlah dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengusulkan calon ibu kota baru Indonesia menempati daerah yang heterogen.


Warga Cempaka Kalimantan Selatan Tolak Pendatang dari Madura

17 Juli 2010

Evakuasi pengungsi suku Madura saat kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengahp pada 2 Maret 2001. TEMPO/Bambang Kartika Wijaya
Warga Cempaka Kalimantan Selatan Tolak Pendatang dari Madura

Menyusul terjadinya kerusuhan dan pengusiran warga Madura bekas kerusuhan Sampit di Kampung Baru, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, polisi dan aparat Kecamatan Cempaka menggelar pertemuan di Polsek Banjarbaru Timur, Sabtu (17/7).


Pengungsi Kerusuhan Sampit di Lumajang Hidup Memprihatinkan

28 April 2010

Pengungsi Kerusuhan Sampit di Lumajang Hidup Memprihatinkan

Kami tak ubahnya seekor ayam yang harus mencari makan dengan menceker-ceker tanah, kata Sidiq, salah seorang pengungsi.


Pengusaha Khawatir Demo Buruh Anarkis

28 April 2006

Pengusaha Khawatir Demo Buruh Anarkis

Untuk mengantisipasi, pihak pengelola kawasan indusrti, PT Kawasan Industri Medan Persero, telah memasang 5 Closed Circuit Television memakai satelit.


Wartawan Harus Punya Standar Upah Layak

28 April 2006

Wartawan Harus Punya Standar Upah Layak

Setiap perusahaan media harus benar-benar memperhatikan upah yang layak jika wartawannya ingin bekerja profesional.


Situasi Kota Dili Mencekam

28 April 2006

Situasi Kota Dili Mencekam

Saat ini Kedutaan Besar RI di Dili telah mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk tidak keluar rumah pada malam hari apabila tidak ada keperluan yang mendesak.


Kotawaringin Rawan Konflik

6 April 2005

Kotawaringin Rawan Konflik

Kapolda Kalteng menyatakan Kotawaringin Barat dan Timur adalah dua daerah rawan konflik menjelang pilkada.


Masyarakat Serahkan Senjata Rakitan Ke Polda Kaltim

27 Agustus 2004

Masyarakat Serahkan Senjata Rakitan Ke Polda Kaltim

Senjata api ilegal yang berhasil dikumpulkan dari masyarakat berjumlah 17 pucuk senjata api rakitan yang terdiri dari 16 jenis laras panjang dan 1 pucuk pistol.