Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bandung Larang Sekolah Jual Seragam

image-gnews
Seragam sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Seragam sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO Interaktif, Bandung - Dinas Pendidikan Kota Bandung kembali mengeluarkan ultimatum kepada seluruh sekolah. Mereka dilarang menjual seragam kepada siswa baru.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Dadang Iradi mengatakan orang tua tidak wajib membeli seragam tawaran sekolah atau lewat koperasi sekolah jika seragam itu bisa dibeli bebas di pasaran. "Tidak ada peran sekolah yang dagangkan baju seragam," ujarnya di sela seminar pendidikan antikorupsi di aula PMI Bandung, Kamis (15/7).

Seragam yang bisa dibeli di luar sekolah itu misalnya seragam sekolah sehari-hari, baju pramuka, dan topi. Khusus baju olahraga atau batik, kata Dadang, seragam tersebut memang khusus dibuat sekolah sebagai identitas asal siswa. "Sekolah tidak boleh memaksa, daftar seragam itu hanya pilihan," katanya.

Menurut Dadang, Dinas Pendidikan sejak awal proses penerimaan siswa baru sudah melarang penjualan baju seragam oleh sekolah. Namun, rupanya larangan itu tak tegas berlaku di sekolah. Buktinya, banyak orang tua yang mempertanyakan penjualan baju seragam itu ke Dinas Pendidikan.

"Mereka (orang tua) tanya, apakah wajib beli seragam di sekolah atau tidak," ujarnya. Laporan masyarakat lewat pesan pendek itu yang masuk ke telepon genggamnya, berasal dari orang tua siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah atas sederajat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dinas berjanji akan mengklarifikasi keluhan penjualan seragam oleh sekolah itu. Kepala sekolah atau pegawai negeri yang terbukti memaksa penjualan seragam ke orang tua akan ditindak sesuai Undang-Undang Kepegawaian. "Kita akan minta keterangan dulu. Sanksinya kalau terbukti akan ditegur sampai penurunan jabatan," ujarnya.

Ketua Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Kota Bandung Dwi Subawanto mengatakan modus pembuatan seragam khusus oleh sekolah harus diubah. Ia meminta Badan Pengawas Daerah ikut turun menindak pelanggaran sekolah tersebut. "Penjualan baju seragam itu banyak terjadi di sekolah," katanya.

Dari kuitansi yang diperoleh Fortusis, pembayaran uang paket seragam di SMA dan SMK negeri di Kota Bandung berkisar Rp 600 ribu. Di dua SMA dan SMK negeri misalnya, paket seragam itu berisi seragam harian, bengkel, olahraga, batik, baju pramuka, sabuk, topi, papan nama, hingga jilbab. Seluruh transaksi itu dibayarkan orang tua ke koperasi sekolah.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi

9 September 2013

Seorang siswa SMPN 2 Tangerang bersedih saat pesantren kilat di Masjid Raya Al-Azhom, Tangerang, Banten, (22/7). Pesantren selama 4 hari di bulan Ramadan ini untuk menambah ilmu agama bagi sejumlah siswa-siswi. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi

Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.


Kuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi  

7 September 2013

Ilustrasi kesehatan/Berobat/Dokter/Perawat. triarc.co.za
Kuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi  

Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.


Kemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS

7 September 2013

freepicturesweb.com
Kemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS

Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.


Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang

6 September 2013

Siswa beberapa sekolah di Aceh menyanyikan lagu Jepang, Omoiyari (belas kasih sayang) dalam peringatan dua tahun tsunami di Jepang, di SMP 1 Pekan Bada, Aceh Besar, Senin (11/3). TEMPO/Adi Warsidi
Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang

Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.


Kuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah  

6 September 2013

imperfectwomen.com
Kuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah  

Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.


KPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik  

6 September 2013

Ilustrasi Pengukuran Payudara. Shutterstock
KPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik  

Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.


Kuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing

6 September 2013

freepicturesweb.com
Kuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing

AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.


Kuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program

5 September 2013

imperfectwomen.com
Kuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program

Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.


Ukur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan  

5 September 2013

Ilustrasi
Ukur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan  

SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'


Data Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes

4 September 2013

freepicturesweb.com
Data Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes

Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.