TEMPO Interaktif, Kupang - Bupati Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Joakim Lopez, mengirim surat ke Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya untuk meminta bantuan penanganan korban banjir di daerah tersebut.
Dalam suratnya, Bupati Belu mengatakan, perlu adanya upaya untuk penanganan korban banjir di daerah tersebut, "sehingga tidak berdampak pada masalah lain," katanya.
Banjir yang melanda Kabupaten Belu terjadi di 17 desa yang tersebar lima kecamatan, dengan jumlah keluarga yang harus kehilangan rumah sebanyak 3.851 KK atau 15.151 jiwa.
Pelayanan mendesak bagi korban di lima kecamatan, yakni bahan makanan, makanan siap saji, terpal, pakaian layak pakai, bantuan rumah sehat, makanan bagi anak-anak/balita, serta tikar.
Pemerintah provinsi sudah menyalurkan bantuan bagi korban banjir, berupa beras sebanyak dua ton, tikar 40 lembar, ikan kaleng 15 dos, saos 15 dos, mie instan 100 dos dan terpal 20 lembar. "Perlu adanya bantuan lanjutan untuk mendukung dan membantu masyarakat korban banjir," katanya.
Namun, distribusi bantuan tanggap darurat bagi korban banjir di lima kecamatan agak terhambat, karena ruas jalan Halilulik- Betun nyaris putus. "Jika jalan tersebut tidak segera diperbaiki, maka ruas jalan tersebut akan putus," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) NTT, Andre Koreh mengaku, pihaknya telah menerima laporan tentang jalan nyaris putus tersebut, sehingga pihaknya telah melakukan koodinasi dengan PT Nindya Karya untuk melakukan tindakan darurat.
"Kebetulan Nindya karya sedang tangani proyek di Belu Selatan, sehingga diminta bantuan untuk menangani masalah itu sehingga penyaluran bantuan dapat dilakukan," katanya.
YOHANES SEO