Data Dinsosnakertrans menyebutkan pertumbuhan pencari kerja di Pamekasan mencapai lebih 1.400 orang per tahun. Sedangkan pertumbuhan lapangan kerja hanya di bawah empat persen.
Fakta ini, kata Kusminto, juga menunjukkan tidak ada perubahan berarti beroperasinya Jembatan Suramadu sejak Juni 2009 lalu dalam hal membuka lapangan kerja baru.
Menurut Kusminto, berbagai program pengentasan pengangguran telah dilakukan Dinsosnakertrans Pamekasan. Di antaranya memberikan pelatihan dan keterampilan hingga bantuan dalam bentuk modal usaha.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Pamekasan belum memiliki Balai Latihan Kerja (BLK). Akibatnya jumlah peserta pelatihan dan ketrampilan yang direkrut terbatas karena harus dikirim ke BLK yang ada di Surabaya. Dengan demikian berbagai program pengentasan pengangguran tidak memberikan hasil yang maksimal.
Kendali belum memiliki BLK, Dinsosnakertrans Pamekasan tetap akan melakukan pelatihan kerja, terutama di sektor informal seperti usaha bengkel, menjahit, membuat roti hingga tata rias. Namun diakuinya jumlah persertanya terbatas. "Di sektor formal sama sekali tidak ada peluang," ujarnya.
Di Kabupaten Pamekasan terdapat lebih dari 200 perusahaan yang beroperasi. Namun daya serap terhadap pencari masih sangat minim. MUSTHOFA BISRI.