"Seharusnya lebih akomodatif dengan mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan masalah, bukan dengan perang wacana dan adu argumen di media," kata Sekretaris Gerakan Penyelamat NU (GPNU) Abdus Sair, dalam keterangan persnya, Rabu (12/5).
GPNU berharap, seluruhnya bisa menghormati apapun keputusan yang telah diambil. Apalagi, tambah Abdus Sair, di NU tidak ada yang namanya cari jabatan. Yang ada hanyalah pengabdian. Untuk menyelesaikan masalah, GPNU berharap semuanya lebih mengedepankan landasan teologis perjuangan NU yakni ala Islam ahlussunnah wal jamaah, dimana sikap tawassuth (moderat), i'tidal (tegak lurus), dan tasamuh (toleran) harus diutamakan.
Sekedar diketahui, polemik antara PWNU jatim dan PBNU dimulai ketika PWNU Jatim mengancam akan mengusulkan Muktamar Luar Biasa (MLB) jika kepengurusan di PBNU tidak segera direvisi. Revisi yang dimaksudkan diantaranya adalah permintaan untuk masuknya Hasyim Muzadi menjadi wakil Rois Aam.
Wacana MLB ini langsung dibalas PBNU dengan mengancam melakukan pembekuan PWNU. "Yang meng-SK PWNU kan PBNU, kalau mereka tidak mau terima ya silahkan bikin kepengurusan sendiri, nanti kita akan buat SK-PWNU jatim baru," kata Saifullah Yusuf.
ROHMAN TAUFIQ
Baca Juga: