TEMPO Interaktif, Kediri – Sedikitnya 50 mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri melakukan aksi turun jalan. Mereka menolak program Ujian Nasional yang saat ini menjadi momok setiap pelajar di Indonesia.
Dengan berjalan kaki dari kampus mereka di Jalan KH Ahmad Dahlan, mereka menyerukan penolakan ujian nasional yang diberlakukan Kementerian Pendidikan selama ini. Aksi long march menuju kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sejauh dua kilometer ini sempat menarik perhatian masyarakat. “Jangan biarkan anak-anak kita depresi gara-gara ujian nasional,” kata koordinator aksi Jatmiko dalam orasinya, Senin (3/5).
Menurut dia, ujian nasional tidak terbukti mampu mengukur kemampuan akademis siswa dengan tepat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa cerdas yang tak lulus ujian nasional. Padahal tiga mata pelajaran yang diujikan tidak cukup menjadi parameter untuk menentukan maju tidaknya pendidikan seseorang.
Akibat kondisi ini, para pelajar mulai tingkat sekolah dasar hingga lanjutan sangat terbebani untuk melewati tahapan ujian tersebut. Di sinilah kecurangan ujian terjadi di mana-mana, baik yang dilakukan siswa dengan membeli soal ujian maupun guru sekolah yang membantu menyelesaikan soal.
Aksi para mahasiswa ini juga diwarnai teatrikal. Sejumlah mahasiswa memerankan guru, pelajar SD, SMP, dan SLTA yang ketakutan menghadapi ujian nasional. Sebelum menuju kantor DPRD, mereka sempat berhenti dan menyampaikan pernyataan sikap di bundaran Sekartaji. Saat ini mahasiswa masih melakukan orasi di kantor DPRD untuk meminta dukungan parlemen melakukan penolakan pada ujian nasional.
HARI TRI WASONO