Para pengungsi tersebut tersebari di sejulah wilayah, seperti Kecamatan Kedungjajang, Ranuyoso, Kedungjajang dan Kecamatan Randuagung. “Kami tak ubahnya seekor ayam yang harus mencari makan dengan menceker-ceker tanah,” kata Sidiq, salah seorang pengungsi yang tinggal di Kecamatan Kedungjajang. Sidiq sehari-hari mencari rumput untuk makanan sapi yang dipeliharanya.
Menurut Sidiq, ribuan keluarga yang terdiri dari uluhan ribu jiwa itu hanya mampu makan dua kali dalam sehari. Lauknya pun seadanya. Terkadang hanya sayur. Kalau punya sedikit uang bisa membeli ikan asin. Para pengungsi tidak punya pekerjaan tetap melainkan bekerja serabutan asalkan bisa mendapatkan sedikit uang.
Mereka meminta perhatian para wakil rakyat di parlemen agar mendesak pemerintah setempat tentang kejelasan nasib mereka. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis terkendala kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) maupun Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Sebab, mereka tidak terdaftar sebagai peserta program kesehatan gratis tersebut.
Wakil Ketua DPRD Lumajang Achmad Jauhari yang ditemui wartawan usai berdialog dengan perwakilan pengungsi mengatakan, DPRD akan berupaya memenuhi permintaan para pengungsi. DPRD akan mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten memasukkan anggaran bagi mereka dalam perubahan anggaran keuangan (PAK).
Achmad Jauhari menjelaskan anggaran yang akan dialokasikan berupa bantuan, seperti untuk modal kerja serta dana konsumsi. Para pengungsi juga juga diupayakan bisa masuk kuota Jamkesda. ”Kami akan bicarakan dengan pihak eksekutif karena mereka harus dibantu,” ucapnya. DAVID PRIYASIDHARTA.