Aksi ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam Jaringan Perempuan Pesisir Lampung itu digelar di Tugu Adipura, Bandar Lampung. Mereka merupakan warga yang tinggal di kawasan pesisir Teluk Lampung yang terancam tergusur karena Pemerintah Kota Bandar Lampung akan membangun Water Front City. “Kerajinan bunga ini merupakan karya ibu-ibu pesisir itu. Mereka membersihkan pantai dan memanfaatkan sampah yang terdampar diolah menjadi aneka kerajinan menarik,” katanya.
Ibu-ibu rumah tangga itu membuat bunga-bunga menarik dari botol bekas, kotak minuman ringan hingga dedaunan yang mengotori pantai. Ribuan nelayan yang sering mencari ikan di sepanjang Teluk Lampung yaitu di Kecamatan Teluk Betung Selatan dan Panjang dengan menggunakan jaring payang terancam. “Mestinya penataan kota justru membuat warga sejahtera bukan sebaliknya,” katanya.
Sementara itu puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Kehutanan Hima Sylva juga menggelar aksi untuk memperingati hari bumi. Mereka mengarak bola dunia raksasa berkeliling kota. Di Tugu Adipura, mahasiswa menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan bumi yang dalam keadaan sekarat akibat pengrusakan lingkungan.
Mahasiswa meminta pemerintah serius menghentikan pembalakan liar. Pembalakan liar itu akan membuat kelestarian bumi terancam. Selain itu, mahasiswa juga menyerukan gerakan menanam pohon di lahan-lahan kosong.
NUROCHMAN ARRAZIE