TEMPO Interaktif, Samarinda - Seorang bocah di Kecamatan Muara Lawa Kabupaten Kutai barat, Kalimantan Timur dilaporkan hilang terseret arus banjir, Rabu (21/4) sekitar pukul 17.00 WITA. Sejauh ini identitas bocah tersebut masih belum diketahui karena masih dalam proses pencarian.
"Saat Wakil Bupati meninjau banjir, ada laporan seorang bocah hanyut saat bermain banjir di Muara Lawa," kata Nopandel, Juru Bicara pemkab Kutai Barat, Rabu (21/4) saat dihubungi dari Samarinda.
Banjir yang melanda Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur hingga saat ini terus meluas dan merendam sembilan kecamatan, Rabu (21/4). Ribuan rumah warga dilaporkan terendam namun hingga kini mereka masih bertahan di rumah masing-masing.
Kepala Bagian Humas Pemkab Kutai Barat, Nopandel mengatakan hampir dua pekan ini banjir di Kutai Barat tak berangsur turun malah justru ketinggian air bertambah empat sentimeter. Menurutnya, ini terjadi karena dibagian hulu Sungai Mahakam terjadi hujan. "Di Kubar itu ada tiga anak Sungai Mahakam yang turut meluap karena induk sungainya ketinggian air bertambah," kata Nopandel saat dihubungi di Samarinda, Rabu (21/4).
Ia mengungkapkan kecamatan yang tergenang masing-masing, Kecamatan Muara Pahu, Kecamatan Penyinggahan yang terendam akibat Sungai Mahakam meluap. Sedangkan akibat Sungai Pahu meluap Kecamatan Damai, Kecamatan Muara Lawa. KEcamatan Bentian Besar terendam akibat Sungai Lawa Meluap Sedangkan Kecamatan Siluq Murai akibat Sungai Jenau meluap. Terakhir meluapnya Sungai Nyuatan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kecamatan Nyauatan terendam.
Baca Juga:
Dikatakan dia, sejauh ini pemda belum memiliki data korban banjir. Namun demikian dipastikan jumlah rumah warga yang terendam mencapai ribuan unit. Warga hingga kini masih bertahan. Dengan kondisi ini warga menurut Nopandel biasanya meninggikan lantai rumahnya. Dari tujuh kecamatan yang terendam, Kecamatan Muara Lawa merupakan daerah terparah. Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.
Akibat banjir ini pula, aktivitas warga sudah terganggu. "Sekolahan, pasar dan kantor Camat Muara Lawa turut terendam, sekolah sudah ada yang diliburkan," katanya.
Ungkapan Nopandel ini dibenarkan oleh Syaparudin, anggota DPRD Kalimantan Timur yang melaksanakan reses ke daerah pemilihannya, Kutai Kartanegara dan Kutai Barat. Berdasarkan pantauannya di Kutai Barat banjir melanda sudah tergolong parah. Syaparudin menuding banjir ini akibat penggundulan hutan di hulu sungai dan juga turut andil kerusakan lahan akibat eksploityasi tambang batubara. "Tak bisa dipungkiri pembabatan hutan secara membabibuta puluhan tahun dan perusakan lahan akibat tambang batubara penyumbang banjir," ujarnya.
FIRMAN HIDAYAT