TEMPO Interaktif, Lumajang - Nelayan Pantai Selatan di Desa Buluhrejo, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang beberapa hari terakhir ini takut untuk melaut. Hal ini karena gelombang pantai Selatan mencapai ketinggian lima meter.
“Banyak nelayan yang libur melaut,” kata Sumargi, Ketua Kelompok Nelayan Desa Buluhrejo siang ini (21/4) kepada Tempo. Dari 135 nelayan yang tercatat di Dusun Karangmenjangan, Desa Buluhrejo, hanya tiga hingga lima jukung saja yang beroperasi. Padahal, di Desa Buluhrejo ini terdapat 50 jukung. Sebagian besar nelayan, kata Sumargi, khawatir dengan tinggi gelombang pantai Selatan. “Nelayan masih takut. Ini sudah berlangsung lima hari. Artinya, sudah lima hari para nelayan libur melaut,” katanya.
Nelayan yang berani melaut, kata dia, nelayan yang memiliki jukung dengan kpasitas mesin besar. “Dengan kapasitas mesin yang besar, maka jukung bisa melaju cepat. Sehingga lebih mudah dalam melaju di tengah gelombang tinggi,” katanya. Karena sebagian besar jukung nelayan memiliki kapasitas mesin kecil, maka sebagian terpaksa menganggur sementara.“Terpaksa menganggur. Padahal, pekerjan lain tidak ada,” katanya. Hal yang sama juga dihadapi nelayan di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun.
Camat Yosowilangun, Rochani mengatakan, beberapa nelayan juga libur karena gelombang yang mencapai ketinggian empat meter. “Lagipula banyak nelayan Wotgalih sekarang sedang mengikuti pelatihan di Malang,” kata Rochani. Dia belum bisa memastikan sampai kapan gelombang akan terus setinggi itu. “Gelombang tinggi ini datangnya bersamaan dengan hujan deras,” Katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA