TEMPO Interaktif, Jakarta - Duta Besar Indonesia di Swiss Djoko Susilo menyarankan Presiden Konfederasi Swiss Doris Leuthard datang ke pesantren Jawa Timur dalam rencana kunjungan pada Juli nanti. Kunjungan ke pesantren diharapkan membuka wawasan Leuthard mengenai kehidupan komunitas Islam moderat berkembang dan kontribusinya dalam mejaga kerukunan hidup di Indonesia.
"Kunjungan Presiden Leuthard ke Indonesia merupakan isyarat keseriusan Swiss dalam upaya meningkatkan hubungan dan kerja sama kedua negara," kata Djoko Susilo dalam siaran persnya dari Swiss kemarin.
Kedatangan Leuthard Juli mendatang merupakan kunjungan resmi kedua dari Swiss. Pada Februari 2007 lalu, Presiden Swiss Micheline Calmy-Rey telah datang ke Indonesia. Indonesia dan Swiss saat ini berupaya mempererat kerja sama bidang ekonomi perdanganga, penyelesaian negosiasi antara EFTA dan Indonesia, dialog antar kerukunan umat beragama dan kerja sama bidang jurnalisme.
Djoko bertemu Presiden Konfederasi Swiss dalam acara penyerahan surat kepercayaan sebagai Duta Besar RI di Swiss. Pertemuan keduanya berlangsung di Federal Palace, Bern, Swiss. Dalam diskusi informal acara itu, Djoko menyampaikan salam dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Presiden Leuthard dan Federal Chancellor Corina Casanova.
Terkait kunjungan ke Indonesia Juli nanti, Djoko mengharapkan Leuthard membawa komunitas jurnalis Swiss agar bisa mengamati langsung kehidupan muslim moderat di Indonesia. Leuthard perlu melihat kondisi muslim Indonesia terkait mengemukanya referendum pelarangan pembangunan minaret di Swiss pada November tahun lalu.
"Indonesia dan Swiss sebagai dua negara demokratis banyak memiliki kesamaan pandangan, khususnya bidang HAm dan pluralisme," kata Leuthard.
Selain untuk konfederasi Swiss, Djoko diakreditasi untuk kerhayapatihan Liechtenstein. Djoko akan menyerahkan surat kepercayaannya kepada Pangeran Alois pada 12 Mei nanti di Kastil Vaduz, Liechtenstein.
PURW