Ny. Tuminah mengatakan, pada bulan Februari lalu, dirinya memeriksakan Riskon yang mempunyai benjolan di bibir ke Puskesmas Puger. Melihat kondisi Riskon, dokter Puskesmas mendiagnosa jika Riskon menderita Hemangioma Cavernosa Bucallis atau tumor darah di bibirnya.
Saat dirujuk ke RS Dr Soebandi Jember, dokter di rumah sakit tersebut malah merujuknya ke RS Dr Soetomo. Pasalnya, RS Dr Soebandi tidak mempunyai dokter spesialis bedah plastik yang nantinya menangani Riskon.
Dengan dilengkapi surat rujukan RS Dr. Soebandi, dan kartu Jamkesmas, Selasa lalu (9/3), keluarga ini berangkat ke RS Dr Soetomo, dan di rumah sakit ini Riskon menjalani serangkaian pemeriksaan awal di poli Anestesi dan Radiologi lalu dirujuk ke poli bedah plastik.
Yang membuat Tuminah heran, hanya dua hari berada di situ, ia dan anaknya disuruh pulang oleh perawat di RS tersebut. "Tiba-tiba saya disuruh pulang, padahal baru dua hari dan anak saya belum diobati. Saya pinginnya, anak saya dioperasi biar bisa sekolah lagi,” ujarnya.
Menurutnya, alasan yang disampaikan perawat, ranjang yang ditempati anaknya akan digunakan oleh orang lain. "Yang saya sesalkan kenapa, saya diusir," ujar Tuminah.
Ketua Komisi D DPRD Jember, Sunardi mengaku akan memfasilitasi agar Riskon bisa dirawat lagi di RS Dr, Soetomo. "Pengobatannya harus gratis karena sudah mempunyai Jamkesmas," ujarnya.
Riskon yang kini duduk di kelas II SDN ini, menderita tumor itu sejak berumur 4 bulan. Awalnya hanya ada flek di sekitar bibir hingga akhirnya membesar seperti sekarang..
MAHBUB DJUNAIDY