TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Bojonegoro menetapkan siaga satu banjir Bengawan Solo, yang ketinggian airnya naik drastis pada Rabu (17/3) hingga Kamis (18/3) dini hari, menyusul banjir di sejumlah tempat di Madiun dan Ngawi akibat hujan di daerah itu.
Banjir di kawasan Madiun dan Ngawi membuat masyarakat Bojonegoro harus was-was, sebab Sungai Madiun yang mengalir di dua kabupaten itu, airnya juga mengalir ke Bengawan Solo -- pertemuan di Kali Dungus -- Ngawi.
Pemerintah Bojonegoro telah menetapkan status siaga banjir ke sejumlah kantor kecamatan dan desa/kelurahan yang berlokasi di pinggir Bengawan Solo.
Posisi ketinggian air Bengawan Solo di dua titik, di Karang Nongkong, Ngraho, pada pukul 06.00, yaitu 28.50, dan di papan duga di utara Pasar Besar, Kota Bojonegoro, 13.27 (siaga satu di 13.00).
Jarak antara Karang Nongko dengan Kota Bojonegoro sekitar 45 kilometer atau perjalanan air di Bengawan Solo ditempuh sekitar 12 jam. Pada Kamis malam, air diperkirakan mulai menggenangi rumah penduduk, terutama yang berlokasi di bantaran sungai.
Sejumlah warga Kota Bojonegoro, seperti di Ledok Kulon, Ledok Wetan, terutama rumah yang berada di dalam tanggul, juga mulai waspada. Mereka telah mengemas barang-barang, terutama barang elektronika, jika air meningkat. “Sudah biasa dengan banjir tahunan,” tegas Dibyo, warga Ledok Kulon, Kamis pagi.
Sementara di sebelah selatan Kota Bojonegoro juga terlihat mulai hujan, di antaranya di beberapa kecamatan, seperti Dander, Sekar, Bubulan dan sekitarnya. Kawasan selatan selama ini menjadi daerah ancaman banjir kedua setelah bantaran Bengawan Solo. Banjir biasanya menyasar dari sekitar 23 anak sungai yang bermuara di Bengawan Solo.
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro kini telah melakukan koordinasi menghadapi banjir, di antaranya menyiapkan logistik, dapur umum, tim kesehatan, lokasi penampungan hingga kantong plastik berisi pasir.
Menurut juru bicara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Jonny Nur Haryanto, sudah ada persiapan untuk antisipasi banjir akibat meluapnya Kali Madiun. Kewaspadaan banjir akan meningkat jika terjadi hujan dari sejumlah kabupaten, seperti Karanganyar, Solo, Sragen dan sekitarnya. “Itu belum termasuk dari anak Sungai Bengawan Solo,” tegasnya.
Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah, ketinggian air di Bengawan Solo kali ini cukup mengkhawatirkan. Posisi air di sungai masih bertambah akibat kiriman air dari Madiun dan Ngawi.
Dalam dua bulan terakhir, justru banjir datang dari anak sungai di sebelah selatan Kota Bojonegoro. Tercatat ada delapan kali banjir.
SUJATMIKO