TEMPO Interaktif, Padang - Akibat banjir dari derasnya arus sungai yang menghanyutkan dua jembatan di Nagari Sungai Janiah, Kabupaten Solok, tadi malam, Nagari berpenduduk sekitar 1.500 jiwa itu bisa terisolir dari kendaraan dalam seminggu ini. Untuk jalur masyarakat yang berjalan kaki, hari ini akan dikerjakan pembuatan jembatan kayu.
Banjir bersama material batu dan kayu menghantam pinggiran dua sungai yang mengapit Nagari Sungai Janiah, yaitu dari Sungai Batang Ampuan dan Sungai Batang Lurah Nago yang berada di lereng Gunung Talang kemarin (16/3) sekitar pukul 18.00 WIB.
Banjir menyebabkan delapan rumah yang berada di pinggir sungai hanyut dan dua jembatan permanen yang menghubungkan Nagari Sungai Janiah rusak berat. Ratusan hektare sawah dan ladang petani juga rusak.
Koordinator Pusat Pengendalian Operasional Penanggulangan Bencana Sumatera Barat Ade Edward mengatakan untuk pembuatan jembatan darurat yang bisa dilalui kendaraan, seperti sepeda motor dan mobil butuh waktu paling cepat satu minggu. Terhambatnya kendaraan akan mempersulit masuknya barang-barang ke Nagari Sungai Janiah dalam pekan ini.
“Hari ini kedua sungai sudah mulai normal, tapi dalamnya sampai sepaha orang dewasa, jadi susah diseberangi. Sekarang yang penting jembatan yang bisa dilewati orang dulu. Hari ini Pemerintah Kabupaten Solok akan bergotong-royong dengan masyarakat membuat jembatan darurat yang bisa dilewati orang dengan batang kelapa,” kata Ade Edward, Rabu (17/3).
Namun, untuk kesehatan, menurut Ade Edward, dalam beberapa hari ini tidak begitu masalah, karena yang terisolir satu nagari yang memiliki puskesmas. Kerugian akibat banjir belum ditaksir, namun diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
FEBRIANTI